Nurjanah, Mia (2019) Konsep diri Pembina Rohani Islam (Binroh) di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (8kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (134kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (193kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (388kB) | Preview |
|
Text (BAB 2)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (601kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (295kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (775kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (245kB) | Request a copy |
Abstract
Layanan spiritual oleh pembina rohani diperlukan untuk mendampingi pasien dalam meningkatkan semangat hidupnya untuk mempersiapkan diri supaya khusnul khotimah menghadapi kehidupan yang kekal. Diri binroh terbentuk dengan adanya konsep diri (self concept). Binroh akan tampil dalam berkomunikasi sebagaimana ia mengenal diri dan potensi diri di hadapan lawan komunikasinya. Dengan begitu, binroh yang mengenal dirinya sebagai pribadi yang kompeten dalam komunikasi maka akan tampil berkomunikasi dengan efektif sehingga memaksimalkan asuhan layanan rohani di rumah sakit. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu: pertama, untuk mengetahui pengetahuan diri binroh dalam mengungkap pemaknaannya terhadap profesi terkait gaya komunikasi dalam bekerja; kedua, untuk mengetahui penilaian diri binroh supaya dapat menggambarkan pola komunikasi sehingga dapat mengevaluasi respon umpan balik antara binroh dengan pasien maupun dengan sesama binroh; terakhir untuk mengetahui harapan diri supaya dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan binroh sehingga hambatan-hambatan dalam komunikasi dapat ditekan untuk menciptakan respek, atensi, dan penghargaan terutama dari pasien dan sesama rekan kerja di rumah sakit. Teori yang akan dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori looking glass self (diri cermin), yaitu seperti kita menaruh cermin di depan kita. Pertama, membayangkan bagaimana diri tampak pada orang lain. Kedua, membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Ketiga kita mengalami perasaan bangga atau kecewa. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui gambaran umum diri binroh, pendekatan yang dilakukan kualitatif dengan metode fenomenologi, yang menjelaskan tentang fenomena, tentang gambaran suatu atau sejumlah hal yang muncul dari kesadaran pengalaman orang lain, termasuk cara memberikan makna terhadap hal-hal yang mengemuka dari dalam pengalaman tersebut. Hasil temuan penelitian sebagai berikut: Pertama, pengetahuan diri binroh dimaknai sebagai profesi yang lillahi ta’ala sehingga gaya komunikasi terhadap pasien lebih humanis; Kedua, penilaian diri binroh yang negatif terhadap pegawai non binroh memunculkan pola komunikasi yang janggal, penuh curiga, dan meremehkan dalam hubungan antar manusia, sedangkan penilaian diri positif terhadap pasien memunculkan pola komunikasi yang harmonis; Ketiga, harapan diri binroh memberikan gambaran evaluasi diri dengan self esteem tinggi, binroh merasa kompeten sehingga komunikasinya lebih percaya diri, mandiri, tegas, dan tidak mudah dipersuasi. Dengan demikian, konsep diri binroh di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung tergolong ke dalam konsep diri yang fluktuatif dan masih berproses sehingga diperlukan perbaikan lebih demi mencapai pelayanan yang maksimal. ABSTRACT Mia Nurjanah: Self-Concept Spiritual Guide (Binroh) at Muhammadiyah Hospital Bandung Spiritual services by spiritual coaches are needed to assist patients in increasing their enthusiasm for life to prepare themselves so that Khusnul khotimah faces eternal life. Binroh self is formed by the existence of self concept. Binroh will appear in communicating as he knows himself and his potential in front of his communication opponent. That way, binroh who knows himself as a competent person in communication will appear to communicate effectively so as to maximize spiritual service care in the hospital. The objectives to be achieved from this research are: first, to know binroh's self-knowledge in revealing his meaning to the profession related to communication styles at work; second, to find out binroh self-assessment in order to describe the communication pattern so that it can evaluate the feedback response between binroh and patient and fellow binroh; Finally, to find out self-expectations in order to identify binroh strengths and weaknesses so that barriers to communication can be suppressed to create respect, attention, and appreciation from other individuals, especially from patients and fellow colleagues in the hospital. The theory that will be used as the basis for this research is the looking glass self theory, which is like we put a mirror in front of us. First, imagine how the self looks to others. Second, imagine how other people judge our appearance. All three of us experience feelings of pride or disappointment. This study uses interview techniques to find out the general picture of binroh self, a qualitative approach with the phenomenological method, which explains the phenomenon, the description of a thing or a number of things that arise from the awareness of other people's experiences, including how to give meaning to things that arise from in the experience. The research findings are as follows: First, self-knowledge binroh is interpreted as lillahi ta'ala profession so that the communication style towards patiensis more harmonious; Second, negative self-assessment of non binroh employees creates strange, suspicious, and underestimating communication patterns in human relationships, while positive self-assessments of patients lead to humanist communication patterns; Third, binroh self-expectations provide a picture of self-evaluation with high self-esteem, binroh feels competent so that his communication is more confident, independent, assertive, and not easily persuaded. Thus, the binroh self-concept at Muhammadiyah Hospital Bandung is classified as a fluctuating self-concept and it is still in process so more improvement are needed in order to achieve maximum service.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | konsep diri; komunikasi; binroh |
Subjects: | Psychology > Experinmental Research |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Mia Nurjanah |
Date Deposited: | 07 May 2021 04:18 |
Last Modified: | 07 May 2021 04:18 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/39224 |
Actions (login required)
View Item |