Cahyani, Fauziyah (2021) Persepsi mahasiswi terhadap stigma identitas lajang perempuan di masyarakat : Studi persepsi mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Bandung. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (210kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (206kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisii.pdf Download (209kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (624kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (636kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (545kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (533kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (213kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (425kB) | Request a copy |
Abstract
INDONESIA : Skripsi ini mengkaji persepsi mahasiswi Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UIN Bandung mengenai stigma terhadap identitas lajang perempuan di masyarakat. Hal ini berdasarkan dengan adanya stigma negatif yang melekat dalam diri perempuan lajang dengan adanya stigma terhadap perempuan beridentitas lajang, memunculkan keputusan menikah yang terkesan tergesa-gesa. Hal ini disebabkan karena adanya standarisasi umur untuk menikah oleh masyarakat. Karena ketakutan terhadap stigmatisasi oleh masyarakat, banyak perempuan di Indonesia yang belum siap secara mental dan biologis yang terburu-buru menikah karena takut dikucilkan oleh masyarakat. Secara singkat tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana mahasiswi khususnya mahasiswi Fakultas ilmu social dan ilmu politik UIN Bandung sebagai wanita menanggapi fenomena tersebut. Dimana dalam usia-usia mereka ini retan diberi stigma oleh masyarakat karena keputusan mereka untuk mengejar pendidikan dan karir mereka dibandingkan untuk membangun dan membina rumah tangga. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Data didapatkan dengan cara obsservasi langsung dan wawancara pada objek penelitian yakni mahasiswi Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UIN Bandung. Dengan teknik observasi atas fenomena yang diangkat, wawancara terhadap narasumber secara langsung. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teori yaitu teori tindakan komunikatif Jurgen Habermas untuk mengkaji persepsi mahasiswi FISIP UIN Bandung dan teori stigma Erving Goffman untuk mengkaji stigma terhadap identitas lajang perempuan di masyarakat. Teori yang pertama adalah teori tindakan komunikatif. Teori Tindakan komunikatif merupakan tindakan yang dapat membebaskan manusia dan dapat memanusiakan manusia. Dimana subjek saling berkomunikasi dan menciptakan suatu kebenaran yang bersifat intersubjektif dimana tercipta kesepakatan konsensus. Sedangkan teori stigma menjelaskan jika seseorang memiliki atribut yang terkesan memiliki stereotip negatif maka hal tersebut dapat membuat seorang individu tidak dihargai dan dipandang sebelah mata. Hasil dari penelitian yang ditemukan pada mahasiwi FISIP UIN Bandung adalah mereka menentang adanya stigma terhadap identitas lajang perempuan di masyarakat. Mereka menganggap bahwa stigma yang ada merupakan hasil dari konstruksi sosial yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri bahwa perempuan memiliki patokan atau standar umur tersendiri untuk menikah. Selain itu pernikahan dianggap sebagai keharusan bagi perrempuan jika ingin di pandang di masyarakat. Dimana menurut masyarakat diri seorang perempuan belumlah sempurna jika belum menikah. Perempuan memiliki jalan kebahagiaan diri mereka sendiri dan kesiapan mereka sendiri, mau ia menikah atau tidak bukanlah urusan masyarakat untuk mencampuri ranah privasi seorang perempuan. ENGLISH : This thesis examines the perceptions of students from the Faculty of Social and Political Sciences at UIN Bandung regarding the stigma against the identity of single women in society. This is based on the negative stigma inherent in single women which can injure the identity of women themselves as human beings who have the freedom to choose and determine their own way of life. With the stigma against single women, it creates a hasty decision to marry. This is due to the standardization of the age for marriage by the community which influences the decision to marry early by women. Because of the fear of being stigmatized by society, many women in Indonesia who are not mentally and biologically prepared are in a hurry to get married for fear of being ostracized by society. Briefly, the purpose of this study is how female students, especially students of the Faculty of social and political science, UIN Bandung, respond to this phenomenon. Where at this age they are vulnerable to being stigmatized by society because of their decision to pursue their education and career rather than to build and maintain a household. In this study the author uses a qualitative method. The data was obtained by direct observation and interviews with the object of research, namely students of the Faculty of social science and political science, UIN Bandung. With the technique of observing the phenomena raised, interviews with informants directly. In this study, the author uses two theories, namely the communicative action theory of Jurgen Habermas to examine the perceptions of FISIP UIN Bandung students and the stigma theory of Erving Goffman to examine the stigma of single women's identity in society. The first theory is the theory of communicative action. Communicative action theory is an action that can liberate humans and can humanize humans. Each subject expressed their own opinion and discussed it. Where the subject and the subject communicate with each other and create an intersubjective truth in which an agreement is created. Meanwhile, stigma theory assumes that if someone attribute that seem to have negative stereotypes, then this can make an individual unappreciated and underestimated. The results of the study found that the students of FISIP UIN Bandung were against the stigma against the identity of single women in society. They consider that the existing stigma is the result of the social construction created by the community itself that women have their own standards or age standards for marriage. In addition, marriage is considered a necessity for women if they want to be seen in society. Where according to society, a woman is not perfect if she is not married. Women have their own path of happiness and their own readiness, whether she gets married or not is not the public's business to interfere in a woman's privacy.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Persepsi;Stigma;Identitas Lajang;Perempuan;Masyarakat |
Subjects: | Sociology and Anthropology, Society Social Groups Social Groups > Gender Social Welfare, Problems and Services > Problems and Services to Women |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Sosiologi |
Depositing User: | Fauziyah Cahyani |
Date Deposited: | 04 Aug 2021 02:52 |
Last Modified: | 04 Aug 2021 02:52 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/41413 |
Actions (login required)
View Item |