Mahatma, Masmuni (2019) Manusia politik & naluri agama. Pustaka Aura Semesta, Bandung. ISBN 978-623-7231-010
|
Text
Buku Manusia Politik dan Naluri Agama.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Manusia dan Agama, ibarat mata air yang terus mengalir menghilangkan haus dahaga kearifan bagi yang meminumnya. Semakin digali semakin jernih kearifannya. Ketika manusia yang lekat dengan arus kepentingan beririsan dengan agama yang senantiasa menyuguhkan “paradoks” problematika kehidupan, maka letupan “panasnya magma” syahwat manusia membanjiri seluruh sisi kehidupan, terlebih ketika keduanya memotret lanskap fenomena sosial, politik dan keberagamaan. Manusia kerap kali memakai “topeng sosial” untuk menampilkan dirinya yang lain, bukan diri yang sesungguhnya; tidak lain ia menjadi manusia politik. Agama pun begitu ia menjadi “shadow kebaikan” untuk raihan sesaat, tidak menjadi penguat dan pengawal peta perjalanan yang sesungguhnya. Secara kritis dan pedas, namun tetap gurih untuk dicicipi, Masmuni Mahatma dengan bernas mampu memotret dan memasak keduanya, dan menarasikannya dalam tulisan di setiap masanya untuk disedekahkan kepada khalayak. Sesekali tulisannya yang menggigit membuat hati “nyelekit”, dibalik itu semua sesungguhnya ia sedang meramu obat bagi yang tidak pernah sadar, atau bahkan bagi yang rasa sakitnya tertutupi oleh syahwat politiknya. Itulah cara Masmuni merespon zaman tanpa mengenal lelah dan kalah, baginya manusia terbaik adalah manusia yang mampu merespon dan mengolah realitas “zaman” yang abstrak mewujud dalam sebuah karya yang dapat terbaca secara kasat mata. Mungkin spirit inilah yang menggerakkan saudara Masmuni Mahatma, seorang pejuang yang tak kenal lelah dan kalah, ia mewakili dan menjadi model, seperti apa yang didengungkan Bj. Habibie, Kita adalah keturunan bangsa pejuang, yang tidak mengenal lelah dan kalah. Sebagai pejuang, pergulatan intelektual dan ketajaman batinnya terus ditempa dalam setiap pertempuran realitas, tak ubahnya seperti pejuang di “medan perang” yang selalu tanggap dengan situasi darurat di medan pertempuran, dengan awas ia merespon, kapan “peluru” siap untuk diletupkan. Ia bertempur di setiap waktunya dengan menelorkan kehangatan gagasan kreatifnya. Buku Manusia Politik dan Naluri Agama ini, setiap fragmennya mengisahkan dan memerankan “artificial” pementasan yang artistik atas berbagai konstruksi sosial, politik dan keberagamaan. Meski buku ini tidak ditulis secara utuh, namun sebagai bunga rampai dari tulisan yang pernah dimuat di seluruh media lokal dan nasional. Sehingga, setiap sajian topiknya bisa dibaca secara terpisah atau bahkan satu sama lain bisa saling menguatkan, seperti masakan “sayur” yang tersaji, Ia tidak pernah menghilangkan bumbunya, setiap adonan garam, gula, bawang, dan bumbu lainnya menyatu dalam satu rasa air sayur menjadi sebuah masakan yang lezat. Pementasan Manusia Politik dan Naluri Agama dalam buku ini masih sangat relevan dengan kondisi yang akhir akhir ini mendapat sorotan tajam, terlebih menjelang pilpres dan pileg 2019, terkadang manusia membawa-bawa politik ke dalam agama, atau menyeret agama untuk komoditas politik. Untuk memahami detail konstruksi keduanya, buku ini akan memantik kita untuk diajak berimajinasi di dunia nyata. Semoga buku ini memberi manfaat dan menyadarkan kita, untuk benar-benar melihat fenomena apapun, terlebih sosial, politik dan keberagamaan secara lebih bijak dan arif. Penutup, mengutip apa yang dikatakan Ibn ‘Atha’illah, aktivitas-aktivitas manusia bagaikan robot-robot, ruhnya adalah kebeningan hati yang tersembunyi di dalamnya.Selamat Membaca.
Item Type: | Book |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | manusia; politik; agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat |
Depositing User: | Masmuni Mahatma |
Date Deposited: | 27 Sep 2021 01:38 |
Last Modified: | 27 Sep 2021 02:28 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/43865 |
Actions (login required)
View Item |