Hakikat ulama perspektif Al-Qur’an : Studi komparatif tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an wa al Mubayyin lima Tadlammanah min al-Sunnah wa Ay al-Furqan, dan Tafsir al-Munir

Hamdani, Lugi (2021) Hakikat ulama perspektif Al-Qur’an : Studi komparatif tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an wa al Mubayyin lima Tadlammanah min al-Sunnah wa Ay al-Furqan, dan Tafsir al-Munir. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (225kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (145kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (137kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (283kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (291kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (294kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (434kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (136kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (188kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini tentang hakikat ulama perspektif Al-Qur’an dalam tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari, Al-Qurthubi, dan Wahbah Az-Zuhaili, yang merupakan mufasir dari era klasik sampai dengan kontemporer dengan kitab tafsirnya Tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an wa al Mubayyin lima Tadlammanah min al-Sunnah wa Ay al-Furqan, dan Tafsir al-Munir. Terdapat sebagian orang dianggap sebagai ulama, tetapi tidak mencerminkannya. Bahkan dalam dakwahnya menimbulkan kebencian dan paling ekstream mengkafirkan sesama muslim, padahal seharusnya ulama sebagai jembatan akan pemahaman yang sebenarnya terkait keilmuan, khususnya risalah islam. Daripada ini mendorong penulis untuk melakukan kajian hakikat ulama pada kajian tafsir. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana penafsiran terkait ayat-ayat tentang ulama dan hakikat dari seorang ulama berdasarkan penafsiran Ibnu Jarir Ath-Thabari, Al-Qurthubi, dan Wahbah AZ-Zuhaili. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan muqaran, yakni dengan membandingkan penafsiran yang satu dengan penafsiran lainnya. Data diperoleh dari studi pustaka (library research). Dengan sumber data primer yaitu Al-Qur’an, Kitab Tafsir Klasik, Pertengahan dan Kontemporer. Kemudian data sekunder buku-buku, e-book, jurnal, artikel ilmiah yang menjelaskan terkait hakikat ulama. Hasil penelitian pada penafsiran QS. Fathir: 28, QS. Asy-Syu’ara: 197 dan ayat-ayat lain yang berkaitan seperti pada lafadz: al-‘Alimun, ulu An-Nuha, ulu al-Abshor, ulu al-Albab, dan lain sebagainya terkait ulama, didapati hakikat dari ulama menurut Ibnu Jarir Ath-Thabari itu orang-orang yang memiliki mata hati dan ilmu pengetahuan lebih yang mana dari pengetahuannya itu membuatnya senantiasa mengambil pelajaran dari setiap kejadian, menghantarkan kepada rasa takut kepada Allah yang Maha Berkuasa. Menurut Al-Qurthubi ulama ialah mereka yang memiliki ilmu pengetahuan luas baik mengenai perumpamaan yang Allah isyaratkan dalam Al-Quran khususnya dalam keagamaan sehingga muncul rasa takut akan kekuasaan dan ketaatan terhadap-Nya. Selanjutnya Wahbah Az-Zuhaili bahwa ulama ialah mereka yang memiliki keilmuan luas berkaitan dengan keagamaan, kehidupan, keilmuan tentang alam dan rahasia dari seluruh alam serta tidak lupa berdzikir kepada Allah. Ulama juga memiliki keilmuan yang merupakan nur yang Allah tanamkan dalam hatinya dan memiliki rasa takut sebagai wujud penghambaan terhadap-Nya. Dalam persamaan ketiga mufasir didapati persamaan yang paling mencolok terkait rasa takut yang merupakan sikap yang harus ada pada ulama atas dasar kekuasaan Allah SWT sebagaimana QS. Fathir: 28. Perbedaannya, Ath-Thabari menjelaskan rasa takut di sini menjadi sebuah pengetahuan yang mana Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu, kemudian Al-Qurthubi menjelaskan rasa takut di sini bermakna pinjaman yang berarti Allah memuliakan dan mengagungkan orang yang senantiasa takut kepada-Nya, dan Wahbah Az-Zuhaili menambahkan bahwa adanya qashr shifatain ‘alaa mausuufin (sifat yang dikhususkan terhadap yang disifati) jadi rasa takut itu benar-benar hanya dimiliki ulama, mereka juga merupakan seorang ilmuan yang memiliki pemahaman terkait kehidupan, ilmu terkait alam, dan rahasia alam semesta serta ulama memiliki keilmuan yang merupakan nur yang Allah tanamkan dalam hatinya

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Ulama; Hakikat; Tafsir; Ibnu Jarir Ath-Thabari; Al-Qurthubi; Wahbah Az-Zuhaili
Subjects: Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Ilmu-ilmu Al-Qur'an
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Al-Qur'an dan Terjemahannya
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Kumpulan Ayat-ayat dan Surat-surat Tertentu dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Kandungan Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Lugi Hamdani
Date Deposited: 04 Jan 2022 00:42
Last Modified: 04 Jan 2022 00:42
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/47369

Actions (login required)

View Item View Item