Nur Azizah, Shofa Agniya (2022) Teologi pembebasan Hassan Hanafi terhadap diskriminasi perempuan dalam pandangan Angela Davis. JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam, 7 (1). pp. 117-134. ISSN 2714-9420
|
Text
1_Artikel Ilmiah_Jaqfi_Shofa.pdf Download (404kB) | Preview |
Abstract
INDONESIA: Fenomena diskriminasi terhadap manusia seringkali disebabkan oleh faktor asal keturunan, ras, jenis kelamin, warna kulit, kekayaan, dan kekuasaan. Fenomena diskriminasi tersebut juga dialami oleh perempuan pada masa perbudakan berdasarkan pada ras, jenis kelamin, warna kulit, dan asal keturunannya. Dari hal tersebut, perlu adanya perjuangan sosial yang dapat membebaskan manusia dari segala bentuk diskriminasi. Islam seringkali dipandang sebagai agama yang memusatkan perhatiannya terhadap persoalan ketuhanan karena agama Islam membawa ajaran Tauhid yang dipahami sebagai ajaran tentang Keesaan Tuhan. Berbeda dengan itu, Hanafi yang memusatkan perhatiannya pada persoalan tentang kemanusiaan. Hassan Hanafi melalui teologi pembebasannya membawa cara pandang baru terhadap realitas kehidupan manusia yang lebih humanis. Hassan Hanafi ingin membawa Islam kembali pada hakekat yang sebenarnya yaitu sebagai agama pembebasan yang peduli dan responsif terhadap permasalahan-permasalahan tentang kemanusiaan. Ajaran Tauhid menempatkan manusia pada derajat yang sama, ia menolak segala bentuk diskriminasi terhadap manusia berdasarkan asal keturunan, ras, warna kulit, jenis kelamin, kekayaan, dan kekuasaan. Pandangan teologi pembebasan memiliki corak yang humanis karena penuh empati kemanusiaan. Penelitian ini berkesimpulan bahwa, pertama, Hassan Hanafi menolak segala bentuk diskriminasi terhadap manusia; kedua, Hassan Hanafi memandang semua manusia memiliki derajat yang sama; ketiga, Hassan Hanafi menolak diskriminasi terhadap perempuan dengan dasar-dasar teologis dan persamaan derajat ummat manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik library research atau studi kepustakaan untuk memperoleh sumber-sumber datanya. ENGLISH: Phenomena of discrimination against humans is often due to hereditary factors, race, gender, color, wealth, and power. The phenomenon of discrimination was also experienced by woman back in slavery on the basis of their race, gender, color, and origins. So there needs to be a social struggle that can free people from any form of discrimination. Islam is often viewed as a religion that focuses on the matter of deity because it brings the Tauhid doctrine that is understood to be the doctrine of the oneness of God. Unlike that, it was Hanafi who focused on the subject of humanity. Hassan Hanafi through his liberation theology brought a new perspective to the more humanistic realities of human life. Hassan Hanafi wanted to bring Islam back to its true core as a caring and responsive religion of liberation to problems of humanity. Tauhid’s teaching puts human at the same degree, and it refuses to discriminate against humans on the basis of descent, race, color, gender, wealth, and power. The liberation theology has a humanistic feature because it is full of human empathy. The study concluded that first, Hassan Hanafi rejected any discrimination against humans; second, Hassan Hanafi viewed all humans as equal; third, Hassan Hanafi resisted discrimination against women with theological fundamentals and human equality. The study uses qualitative methods using library research or literature studies to obtain data sources.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Angela davis; diskriminasi; hassan hanafi; teologi pembebasan |
Subjects: | Theory of Philosophy Islam Umum > Islam dan Filsafat Philosopy and Theory of History |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat |
Depositing User: | Shofa Agniya Nur Azizah |
Date Deposited: | 05 Jul 2022 01:44 |
Last Modified: | 05 Jul 2022 01:44 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/52343 |
Actions (login required)
View Item |