Raqin, Subangkit Aghniya (2014) Retorika Ustadz Muhammad Nur Maulana dalam menyampaikan pesan tabligh: Studi deskriptif terhadap retorika tabligh Muhammad Nur Maulana pada Program Islam Itu Indah di Stasiun Televisi Trans TV. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (100kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (196kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (296kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (448kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (717kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (576kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (209kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) |
Abstract
Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik, yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antarmanusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya sekedar berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi, dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Dalam bahasa populer, retorika berarti tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan. Maka dari itu, seorang mubaligh harus menguasai ilmu retorika, agar dakwah yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh jama’ahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah khazanah dan ilmu retorika serta untuk menggambarkan dan menemukan relevansi dan aspek teoritis dan praktis mengenai gaya retorika yang diterapkan oleh Salimul Apip, dan untuk mengetahui efek dari retorika tabligh yang selama ini dia lakukan ketika bertabligh. Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa suatu retorika menurut Aristoteles harus memiliki salah satu unsur retorika dengan sebutan istilah lima hukum retorika yang diantaranya invantio (penemuan), dispoditio (penyusunan), elakatio (gaya), memoria (memori),dan pronuntitatio (penyampaian). Kesimpulan dari penelitian ini di dapat, bahwa materi yang beliau sampaikan tidak terlepas dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Seni bicara yang dilakukan oleh Nur Maulana dalam menyampaikan pesan tablighnya, beliau menggunakan bahasa yang mudah difahami oleh jama’ahnya. Kemudian saat menyampaikan materinya, beliau tidak terlihat kesulitan, karena beliau telah menguasai materi dengan baik. Gaya bicara yang dilakukan oleh Nur Maulana, beliau menggunakan macam-macam gaya bicara, mulai dari gaya bicara aksidenton, yaitu berusaha agar jama’ah selalu memperhatikan setiap ucapan beliau, hingga gaya bicara anti klimaks yang dimaksudkan agar jama’ah kembali terfokus terhadap ceramahnya hingga akhir. Kemudian intonasi bicara yang Nur Maulana lakukan, beliau memiliki variasi dalam berintonasi, tinggi rendah nada suara selalu beliau lakukan, volume suarapun tidak selamanya datar, volume suaranya naik turun beriringan dengan intonasi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Islam > Da'wah |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Rasyida Rofiatun Nisa |
Date Deposited: | 25 Jan 2018 05:57 |
Last Modified: | 25 Jan 2018 05:57 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/5538 |
Actions (login required)
View Item |