Maulana, Deden Indra (2014) Konflik dan Integrasi komunitas masyarakat Islam anti-speaker (Aspek) dengan masyarakat Islam non anti-Speaker (Non Aspek) kasus di Desa Kanoman Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (107kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (186kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (216kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (336kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (327kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (133kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (559kB) |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (176kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (211kB) |
Abstract
Seiring perkembangan era modernisasi dan tantangan jaman yang terus berubah, mendorong umat Islam senantiasa dituntut dinamis. Namun, tidak semua umat Islam mengikuti pola kehidupan modernitas disebabkan sebagian umat Islam masih menjaga tradisi dalam implementasi keagamaannya. Komunitas masyarakat Islam Anti-speaker berada ditengah masyarakat Islam dengan menolak penggunaan barang-barang atau alat-alat modern seperti pengeras suara, televisi dan radio dengan dalih bid’ah. Pemahaman Anti-speaker menuai reaksi dari kalangan Islam dan bahkan menimbulkan konflik serta integrasi dimasyarakat karena perbedaan pemahaman dan pendapat (khilafiat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang Komunitas Masyarakat Islam Anti-speaker, (2) Penyebab terjadinya konflik antara Komunitas Masyarakat Islam Anti-speaker (Aspek) dengan Masyarakat Non Anti-speaker (Non Aspek), (3) Upaya penyelesaian konflik dan integrasi diantara Komunitas Masyarakat Islam Anti-speaker dengan masyarakat Non Anti-speaker. Penelitian ini menggunakan teori fungsional konflik Lewis A. Cosser dimana teori ini menekankan pada sisi konflik yang positif serta memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi konflik yang membawa penyesuaian sosial yang lebih baik daripada menyoroti disfungsional konflik, sebagaimana teoritisi struktural fungsional sebelumnya. Pandangan bahwa konflik dalam masyarakat merupakan peristiwa normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial. Tidak adanya konflik dalam suatu masyarakat tidak dapat dianggap sebagai kekuatan stabilitas hubungan masyarakat. Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus. Tujuan studi kasus ialah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu. Kemudian dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Maka dari itu, tipe penelitian ini dapat memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti Temuan dari penelitian ini bahwa Komunitas Masyarakat Islam Anti-speaker adalah kalangan Muslim tradisional yang secara kultur adalah kaum Nahdliyin yang terpengaruh tasawuf, ajaran tarekat, dan (doktrin) pendapat Ulama-ulama. Perbedaan dikalangan umat Islam tentang perbedaan pemahaman atau pendapat (Khilafiah) telah menimbulkan terjadinya konflik dikalangan intern agama. Konflik yang terjadi antara komunitas masyarakat Islam Anti-speaker disebabkan oleh beberapa faktor, yakni perbedaan implementasi pemahaman keagamaan dan perbedaan kepentingan individu dan kelompok. Munculnya sifat egoistik dari masing-masing individu dan kelompok yang merasa dirinya benar (truth claim). Akibat dari konflik yang terjadi juga berdampak negatif dan positif bagi kedua pihak. Proses penyelesaian konflik dan Integrasi diantara komunitas masyarakat Islam Anti-speaker dengan masyarakat Islam non Anti-speaker berawal dari resolusi konflik yang ditandai adanya pihak-pihak yang melerai pertikaian seperti: Kepala Desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Adanya kesadaran hidup bermasyarakat juga mengawali proses integrasi diantara komunitas masyarakat Islam Anti-speaker dengan masyarakat Islam non Anti-speaker. Konflik yang berlangsung lama antara Komunitas Masyarakat Islam Anti-speaker dengan Masyarakat Islam Non Anti-speaker menyebabkan adanya penyesuaian kembali norma-norma yang ada dimasyarakat dan ini menyebabkan proses integrasi sosial diantara kedua pihak.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Social Process > Conflict Social |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Sosiologi |
Depositing User: | Rasyida Rofiatun Nisa |
Date Deposited: | 28 May 2018 17:39 |
Last Modified: | 28 May 2018 17:39 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/5814 |
Actions (login required)
View Item |