Strategi bertahan hidup beragama umat Konghucu Era orde baru : Studi deskriptif terhadap MAKIN Karjaya dan Masyarakat Konghucu Jakarta Utara

Sandria, Ramadhan Heri (2022) Strategi bertahan hidup beragama umat Konghucu Era orde baru : Studi deskriptif terhadap MAKIN Karjaya dan Masyarakat Konghucu Jakarta Utara. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (180kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak.pdf

Download (163kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (174kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1)
4_bab1.pdf

Download (607kB) | Preview
[img] Text (BAB 2)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (666kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 3)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (410kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 4)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB 5)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (166kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (177kB) | Request a copy

Abstract

Skripsi ini membahas strategi bertahan hidup dalam menjalani keyakinan pada masyaraka Tionghoa yang beragama Konghucu. Pertentangan sejarah panjang yang kompleks mengenai dinamika keagamaan sosio-relijius umat Konghucu yang berawal dari kebijakan politik Hindia-Belanda, yang kembali terrepetisi di era Orde Baru menjadi keunikan tersendiri guna penulis mengidentifikasi dampaknya kepada aspek psikologis maupun sosiologis umat Konghucu di era Orde Baru. Sejak peristiwa G 30 S/ 65 masyarakat Tionghoa yang khususnya yang beragama Konghucu harus menelan pil pahit daripada stereotipe dan diskriminasi serta sentimen yang dihadirkan masyarakat umum maupun kebijakan politik-keagamaan di era Orde Baru. Serangkaian diskriminasi, sentimen maupun pembatasan aktivitas keagamaan membuat masyarakat Konghucu harus mampu mempertahankan keyakinan secara aktif, pasif maupun yang bersifat mempersatukan afinitas kultural mereka. Agama Konghucu di era Orde Baru hanya dianggap filsafat moral dan mengandung pelembagaan agama, padahal ketika era Orde Lama dan demokrasi terpimpin melalui peraturan PnPs/1/1965, Soekarno telah menetapkan Konghucu sebagai salah satu agama resmi negara, ditengah kecarut-marutan politik pasca genosida 65, masyarakat Tionghoa terutama yang beragama Konghucu dicurigai mempunyai hubungan dengan partai komunis internasional, menjadikan aktivitas sosio-kultural dan keagamaan masyarakat Tionghoa yang beragama Konghucu mengalami pembatasan, dan hanya mampu melakukan kegiatan ritual rutin di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat Tionghoa yang terghettoisasi di Pecinan. Diskriminasi, sentimen serta stereotipe baik vertikal dan horisontal itupun harus menunggu sekitar tiga dasawarsa untuk kembali diakui dan diresmikan sebagai salah satu agama negara, begitupun halnya dengan status politik dan birokratis. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan ditampilkan secara deskriptif-analitis. Sampel yang digunakan dalam skripsi ini adalah pengurus MAKIN Karjaya, meliputi ketua umum, dewan rohaniawan dan bidang humas MAKIN Karjaya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa wawancara secara hybrid yang dilakukan kepada dua orang responden dan satu responden yang penulis datangi guna mewawancarainya, karena pada pengambilan data pertama terdapat kesalahan teknis, serta studi kepustakaan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Konghucu;MAKIN;Orde Baru;Soekarno
Subjects: Religious Ethics
Moral Theology
Culture and Institutions > Religious Institution
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi, Studi Agama Agama
Depositing User: Ramadhan Heri Sandria
Date Deposited: 30 Sep 2022 04:01
Last Modified: 30 Sep 2022 04:01
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/58593

Actions (login required)

View Item View Item