Pelaksanaan penggarapan sawah dengan cara nengah di Desa Cikitu Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung

Rohmana, Asep (2013) Pelaksanaan penggarapan sawah dengan cara nengah di Desa Cikitu Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (50kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (123kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (98kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (221kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (257kB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (251kB)
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (92kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (96kB)

Abstract

Praktek muzara’ah telah ada dimasyarakat, yang lebih dikenal dengan istilah nengah namun prakteknya belum sesuai dengan prinsip syariah, yaitu tentang pembagian hasil tidak ditetapkan diawal akad. Penelitian ini mengangkat permasalahan, pertama, mengetahui bagaimana pelaksanaan bagi hasil dari penggarapan lahan dengan cara nengah di Desa Cikitu Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. Kedua, mengetahui bagaimana manfaat dan madharat pelaksanaan nengah sawah di Desa Cikitu Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. Ketiga, mengetahui bagaimana relevansi akad muzara’ah terhadap pelaksanaan penggarapan sawah dengan cara nengah di Desa Cikitu Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode stadi kasus. Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi yang penyusun lakukan di Desa Cikitu Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung secara langsung, serta referensi fiqh muamalah. Untuk menarik kesimpulan dari data tersebut penulis menggunakan tehnik analisis isi yaitu kesesuaian antara data dengan teori yang ada. Banyak para ulama yang mendefinisikan tentang muzara’ah (nengah) dan menurut mereka hal itu boleh dilakukan dalam kegiatan ekonomi. Muzara’ah inilah yang dipakai umat Islam yang berada di Desa Cikitu sebagai salah satu arternatif yang ditawarkan hukum Islam bagi seseorang yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengelola lahan pertanian tetapi tidak memiliki lahan pertanian untuk dikelolanya. Ketentuan-ketentuan bagi hasil dari penggarapan lahan dengan cara Nengah Sawah di Desa Cikitu, apabila dilihat rukun dan syarat dari muzara’ah yaitu menyangkut orang yang berakad, benih dan yang akan ditanam, lahan yang dikerjakan dan yang menyangkut jangka waktu sudah Relevan dengan akad muzara’ah. Akan tetapi dari syarat mengenai pembagian hasil untuk petani pemilik lahan dan petani penggarap tidak ditentukan pada waktu akad, akan tetapi ditentukan pada waktu panen dengan ketentuan jika hasilnya bagus maka pembagiannya 50:50, akan tetapi jika hasil panennya dirasa kurang memuaskan, maka bagi hasilnya 2/3:1/3, (pemilik tanah:petani penggarap). Dengan penetapan seperti itu penulis melihat adanya ketidak pastian dalam pembagian hasil panen.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: muzara'ah; muamalah;
Subjects: Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Muamalat, Muamalah/Hukum Perdata Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Muamalah
Depositing User: Users 30 not found.
Date Deposited: 24 Feb 2016 07:16
Last Modified: 23 Apr 2019 02:29
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/605

Actions (login required)

View Item View Item