Analisis lafadz Ṣirāt dan Sabîl dalam al-Qur’an : Studi kajian semantik Toshihiko Izutsu

Syekhabudin, Muhamad Iqbal (2022) Analisis lafadz Ṣirāt dan Sabîl dalam al-Qur’an : Studi kajian semantik Toshihiko Izutsu. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (294kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (231kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (231kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (296kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (324kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (825kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (534kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (228kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (343kB) | Request a copy

Abstract

Dalam Al-Qur’an, istilah Ṣirãt dan Sabîl memiliki turunan makna kata yang berbeda, meskipun keduanya biasa diartikan sebagai jalan. Para ulama berbeda pendapat tentang arti kata Ṣirãt dan Sabîl . Beberapa menafsirkan jalan langsung, Islam, ke Al-Qur’an, hukum Tuhan, tergantung kata yang mengikutinya. Dalam Al-Qur’an, kata Ṣirãt ditemukan dalam Al-Qur’an sebanyak 45 kali, semuanya dalam bentuk tunggal, 32 diantaranya terkait dengan mustaqīm sedangkan sisanya terkait dengan berbagai kata seperti sawiy, seperti sawa' atau al-jahim, dan ada juga kata Ṣirãt yang dikaitkan dengan Tuhan, seperti Ṣirãtaka, Ṣirãti, Ṣirãt alaziz alhamid, dll. Kata sabîl Al-Qur’an diulang sebanyak 166 kali dalam bentuk tunggal, sedangkan dalam subul jamak diulang sebanyak 10 kali, sehingga menjadikan jumlah total 176 kali. Untuk lebih mendalami makna Ṣirãt dan Sabîl dalam Al-Qur’an, digunakan teori semantik Toshihiko Izutsu. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja makna dasar dan relasional dari lafadz Ṣirãt dan sabîl dalam Al-Qur’an, kemudian mencari makna sinkronis, diakronis dan pandangan dunia dari lafadz Ṣirãt dan sabîl dalam Al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui makna dasar dan makna relasional, makna sinkronis dan diakronis serta mendeskripsikan pandangan dunia lafadz Ṣirãt dan sabîl dalam Al Quran. Penelitian ini menggunakan metode semantik. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik dokumuntasi dan untuk analisis datanya adalah deskriptif-analisis. Kesimpulan dari penelitian ini:1. Kata Ṣirāt memiliki arti pokok jalan dan arti relasionalnya meliputi pemujaan kepada Tuhan. Iman, agama Islam dan Al-Qur’an. Sabîl juga berarti dasar jalan dan relasionalnya sabîl antara lain dalam konteks kebaikan, tuntunan, komitmen dan keamanan orang beriman, dalam konteks keburukan yaitu menyimpang dari jalan. Juga, sinonim dari Ṣirāt dan Sabîl adalah kata Tariq dan Salkan, sedangkan lawannya adalah Az-Zulumat dan Dhallun. 2. Makna Ṣirãt pada masa pra-Qur'an menunjukkan pentingnya setiap perkataan atau perbuatan yang dianggap benar. Sabîl digunakan untuk menunjukkan bahwa kebenaran adalah jalan yang ditempuh orang benar. Ketika Al-Qur’an diturunkan, kata Ṣirãt digunakan untuk menunjukkan jalan lurus tanpa belokan, sedangkan Sabîl menunjukkan jalan kecil atau lorong yang bisa menjadi jalan yang benar atau salah. Ketika Al-Qur’an masuk ke ranah tasawuf, Ṣirãt al-mustaqim terbagi menjadi dua bagian. Ṣirāt al-mustaqīm wujudi dan Ṣirāt al-mustaqīm suluki. 3. Pandangan dunia Ṣirāt dan Sabîl atau jalan kecil atau jalur kecil seperti haji, puasa, jihad di jalan Allah, belajar, dan mengajar, yang dapat menuju ke Ṣirāt al-mustaqīm atau jalan yang lebar dan lurus.

Actions (login required)

View Item