Situs Cagar Budaya Makam Pangeran Santri di Pasarean Gede Sumedang Tahun 2005-2021

Nurkholisa, Disa (2023) Situs Cagar Budaya Makam Pangeran Santri di Pasarean Gede Sumedang Tahun 2005-2021. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (64kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (97kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (49kB) | Preview
Preview	Text (BAB 1) 4_bab1.pdf Download (313kB) | Preview
	Text (BAB 2) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (457kB) | Request a copy
	Text (BAB 3) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (528kB) | Request a copy
	Text (BAB 4) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (60kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (174kB) | Request a copy

Abstract

Maulana Solih atau Pangeran Kusumadinata I atau Ki Gedeng Sumedang atau lebih dikenal sebagai Pangeran Santri lahir pada tanggal 25 Mei 1505 di Cirebon dan wafat pada tanggal 02 Oktober 1579 di Sumedang. Pangeran yang berasal dari Cirebon ini datang ke kawasan Sumedang sekitar pada tahun 1530. Konon katanya, kedatangan dari Pangeran Santri ke Sumedang ini merupakan pertanda Islam untuk pertama kalinya akan tersebar di wilayah Sumedang, di mana pada saat sebelum datangnya Pangeran Santri ke Sumedang terdapat suatu ajaran yang dikenal dengan sebutan Sunda Wiwitan. Pernikahan antara Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun melahirkan sosok tokoh yang sekarang sangat dikenal di Sumedang yakni Prabu Geusan Ulun. Penelitian yang berjudul “Situs Cagar Budaya Makam Pangeran Santri di Pasarean Gede Tahun 2005-2021” memiliki beberapa rumusan masalah yakni bagaimana profile dari Makam Pangeran Santri di Pasarean Gede Sumedang dan bagaimana perkembangan Makam Pangeran Santri di Pasarean Gede sebagai salah satu cagar budaya di Sumedang tahun 2005-2021. Adapun metode penelitian yang digunakan yakni metode sejarah yang meliputi empat tahapan di antaranya heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Kemudian teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa wawancara langsung bersama beberapa narasumber, dan studi kepustakaan, serta studi dokumentasi. Beberapa sumber primer yang penulis dapatkan di antaranya naskah kuno mengenai tokoh yang dibahas, dan dokumen-dokumen mengenai situs yang dibahas, serta wawancara bersama juru kunci makam dan humas keraton Sumedang Larang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa di Sumedang, Islam mulai menyebar pada tahun 1529, tokoh yang menyebarkan pada masa itu adalah Syekh Maulana Magribi atau Maulana Muhammad atau Raden Kusen atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Palakaran atau Pangeran Pamalekaran putra dari Pangeran Panjunan atau Syekh Maulana Abdurahman atau di kenal dengan Sunan Panjunan yang merupakan putra dari Syekh Datuk Khafi atau Syekh Nurjati atau Syekh Nurul Jati, beliau menikahi Putri Mertasari yang merupakan putri dari Sunan Gunung Jati. Karena pernikahan tersebut, maka lahir lah seorang putra yang di masa berikutnya sangat berpengaruh dalam penyebaran Islam di wilayah Sumedang yakni Pangeran Santri atau Ki Gedeng Sumedang atau Maulana Solih atau Pangeran Kusumadinata I yang kemudian menikahi seorang ratu yang pada masa itu merupakan pemimpin dari salah satu kerajaan Sunda yaitu Kerajaan Sumedang Larang bernama Ratu Pucuk Umun. Karena melihat sejarah dan tokoh yang sangat berperan bagi wilayah Sumedang, beberapa pihak terkait mulai mengajukan agar makam dari Pangeran Santri dan Istrinya serta kerabat keturunan lainnya dimakamkan untuk menjadi salah satu situs cagar budaya di Sumedang, yang pada akhirnya diresmikan pada tahun 2021.

Actions (login required)

View Item