Nisa, Azizah Khoirotun (2023) Peran Mohammad Natsir dalam Jong Islamieten Bond Bandung tahun 1928-1932. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text
1_cover.pdf Download (124kB) | Preview |
|
|
Text
2_abstrak.pdf Download (112kB) | Preview |
|
|
Text
3_daftar isi.pdf Download (86kB) | Preview |
|
|
Text
4_bab1.pdf Download (336kB) | Preview |
|
Text
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (635kB) | Request a copy |
||
Text
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (692kB) | Request a copy |
||
Text
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (133kB) | Request a copy |
||
Text
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (146kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitan ini berisikan tentang peran M. Natsir di JIB cabang Bandung. Pertama kali Jong Islamieten Bond didirikan di Jakarta sebagai organisasi pemuda. Banyak para tokoh yang lahir dari JIB salah satunya M. Natsir. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: pertama, biografi M. Natsir; kedua, peran Mohammad Natsir dalam Jong Islamieten Bond Tahun 1928-1932. Metode sejarah menjadi metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan melalui 4 tahapan yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik (terdiri dari kritik intern dan ekstern), interpretasi (analisis data) dan historiografi (penulisan sejarah). Sumber data yang digunakan penulis yaitu sumber primer buku capita celecta I dan capita selecta II sebagai sumber sekunder menggunakan sumber dari buku maupun e book, jurnal ilmiah, dan skripsi. Penelitian ini sangat penting karena tokoh M. Natsir merupakan pahlawan Indonesia, namun banyak para sejarawan yang membahas mengenai pemikirannya saja. Jauh sebelum ia masuk dalam dunia politik. M. Natsir pernah terpilih sebagai ketua JIB cabang Bandung tahun 1928-1932 yang menjadi awal mula bertemu dengan para tokoh nasional seperti Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, dan lain-lain. Dengan aktifnya M. Natsir di JIB memberikan perubahan yang besar, ia berusaha melakukan pendekatan dengan menumbuhkan rasa simpati pelajar mengenai Islam. Pada tahun 1932 M. Natsir mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan Islam (PENDIS). M. Natsir berhasil mendirikan PENDIS dibantu oleh temannya Ir. Ibrahim, Ir Idracahya, dan Fakhruddin Al-Kahiri. Pendidikan yang menggabungkan pendidikan umum dengan pendidikan Islam. Bahkan ia pun aktif mengemukakan gagasannya lewat karya tulisannya yang berjudul Het Islamiestische Geloof, Kont tot bet Gebed, De Ismietische Vrouw en Haar Recht. Tujuan dengan adanya Pendikan Islam yang digagas oleh M. Natsir adalah bertauhid kepada Allah sebagai landasan dalam pendidikan. Dasar bertauhid menjadi pijakan bagi setiap muslim dalam beraktivitas, diantaranya dalam bidang pendidikan. Sehingga melahirkan suatu pendidikan yang seimbang antara tujuan dunia dan akhirat. Adanya pendidikan Islam agar mengangat derajat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki akhlak yang baik.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Peran; Jong Islamieten Bond; Bandung |
Subjects: | History of Southeast Asia > Period 1970 -1999 |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Azizah Khoirotun Nisa |
Date Deposited: | 24 Jul 2023 00:47 |
Last Modified: | 24 Jul 2023 00:47 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/71932 |
Actions (login required)
View Item |