Tinjauan keabsahan Pernikahan Sirri dengan Wali Muhakam : Studi kasus di Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta

Karmudin, Karmudin (2023) Tinjauan keabsahan Pernikahan Sirri dengan Wali Muhakam : Studi kasus di Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) COVER KARMUDIN.pdf Download (116kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (203kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) DAFTAR ISI.pdf Download (126kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (376kB) | Preview
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (789kB)
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (253kB)
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB V) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (96kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (886kB)

Abstract

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 2 ayat 1, bahwa keabsahan pernikahan itu apabila sah menurut agama yang diyakininya dan dicatatkan oleh Petugas Pencatat Nikah. Dalam prespektif agama Islam adanya wali merupakan salah satu penentu sahnya sebuah pernikahan. Pada Kompilasi Hukum Islam pasal 20 ayat dua bahwa wali nikah terdiri dari wali nasab dan wali hakim. Dan wali hakim yang dimaksud dijelaskan dalam Peraturan Menteri Agama No. 30 Tahun 2005, adalah Kepala KUA yang berada di wilayah kecamatan. Permasalahan yang dimuncul di Kecamatan Bojong dalam rentan waktu 2021 – 2022 terdapat sepuluh kasus pernikahan sirri dengan mengangkat wali hakim selain Kepala KUA. Permasalahan dibahas dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pernikahan sirri dengan wali muhakam di Kecamatan Bojong; Untuk mengetahui faktor pendukung terjadinya pernikahan sirri dengan wali muhakam, dan bagaimana tinjauan keabasahan pernikahan tersebut dalam prespektif Hukum Keluarga Islam yang ada di Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field reasearch) dengan langsung mengambil lokasi penelitian di Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta dengan menggunakan metode deskriptif, dan pendekatan kualitatif. Data primernya para amil dan tokoh agama yang terlibat, dan data skundernya adalah bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Selanjut data dan informasi tersebut dianalisis dengan langkah mengumpulkan data, penyiapan data, reduksi data, dan membuat kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa : a) Pernikahan sirri dengan wali muhakam di Kecamatan Bojong, adalah pernikahan yang dilakukan secara agama dengan wali muhakam dari tokoh agama setempat dan tidak dicatatkan di Kepala Kantor Urusan Agama. Prosedur penetapan wali muhakam dengan pertimbangan perpindahan wali dalam madhzhab Syafi’i dengan alasan : 1) walinya dianggap adhal karena tidak kafa’ah, 2) putus wali disebabkan sudah tidak punya wali nasab yang berhak menjadi wali, 3) wali gaib dikarenakan keberadaan wali tidak diketahui. b) Pendukung terjadinya pernikahan sirri dengan wali muahakam, adalah pemahaman fiqh klasik, 2) Tidak memiliki Administrasi Pernikahan 3) Calon Pengantin Di bawah Umur, 4) Wali Dipandang Adhal, 5) Menghindari Perzinahan, 6) Faktor Ekonomi. c) Tinjauan Hukum Keluarga Islam di Indonesia bahwa pernikahan sirri semuanya tidak sah, dan menurut Fiqh madzhab Syafi’I pernikahan tersebut sah kecuali wali yang dianggap Adhal, karena pada prinsipnya wali nasab siap menikahkannya.

Actions (login required)

View Item