Maolana, Wildan (2017) Pendapat ibnu qudamah dan imam mawardi tentang Wali nikah bagi anak temuan (laqith). Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (135kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (263kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (50kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (453kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (459kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (570kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (268kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (238kB) |
Abstract
Laqith (anak temuan), merupakan salah satu permasalahan sosial yang hingga kini belum dapat terselesaikan, banyaknya anak temuan disebabkan anak tersebut dibuang oleh orang tuanya, atau karena bencana alam. Anak temuan didalam fiqh dikenal dengan istilah laqith(anak temuan). Jumhur ulama berpendapat bahwa wali nikah bagi laqithadalah wali hakim, namun Ibnu Qudamah dan Imam Mawardi memiliki pendapat yang berbeda dari jumhur ulama berdasarkan dasar hukum dan metode istinbath yang mereka gunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pendapat Ibnu Qudamah dan Imam Mawardi tentang wali nikah bagi laqith; (2) Dasar dan metode istinbathhukum Ibnu Qudamah dan Imam Mawardi dalam menetapkan wali nikah bagi laqith; dan (3) Pendapat yang lebih rajih antara Ibnu Qudamah dan Imam Mawardi.Penelitian ini bertolak kepada adanya ikhtilaf yang terjadi antara para ulamayang disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (1) faktor internal, berupa penggunaan kedudukan suatu hadits dan sumber hukum yang berbeda; dan (2) faktor eksternal, berupa perbendaharaan hadits, ‘am atau khas suatu nash, asbabul wurud, doktrin tokoh, terpencarnya para sahabat, dan pandangan dalam politik.Penelitian ini dilakukan dengan metode descriptive analysis dengan pendekatan normatif comparatif, yakni dengan menggambarkan pendapat Ibnu Qudamah dan Imam Mawardi tentang wali nikah bagi laqith, kemudian menganalisis metode istinbath yang digunakan untuk dapat mengetahui pendapat mana yang lebih rajih. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah library research yakni meneliti kitab-kitab dan buku-buku yang ada relevansinya dengan permasalahan yang sedang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Menurut Ibnu Qudamah multaqith berhak menjadi wali nikah bagi laqith. Sedangkan Imam Mawardi menyatakan bahwa laqith lebih berhak atas dirinya sendiri dalam hal perkawinan; (2) Dasar hukum Ibnu Qudamah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Mudorris dan qiyas sebagai metode istinbathnya. Sedangkan Imam Mawardi menggunakan dasar hukum hadits yang diriwayatkan oleh Siti ‘Aisyah dan metode istinbathdengan mengkaji kata الوالء dalam qaul sahabat Umar dan dikuatkan dengan kaidah حرية األدميين االصل ;dan (3) Pendapat yang lebih rajih adalah pendapat Imam Mawardi, karena hadits yang beliau gunakan merupakan hadits shohih, sedangkan Ibnu Qudamah menggunakan hadits dho’if.Kata Kunci: Wali Nikah, Laqith, Multaqit
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | pendapat;tentang wali nikah ;anak temuan |
Subjects: | Moral Theology > Law and Bases of Morality Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Hukum Keluarga dan Hukum Perkawinan, Pernikahan menurut Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | PKL3 SMKN 8 GARUT |
Date Deposited: | 27 Nov 2023 04:10 |
Last Modified: | 27 Nov 2023 04:10 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/73616 |
Actions (login required)
View Item |