Sopyan, Muhamad Agus (2013) Makna simbolis tradisi Bubur Suro bagi masyarakat : Studi deskriptif di Kampung Cibulakan Desa Pasir Biru Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (150kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (200kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (149kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1sd4_1.pdf Download (222kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
4_bab1sd4_2.pdf Restricted to Registered users only Download (284kB) |
||
Text (BAB III)
4_bab1sd4_3.pdf Restricted to Registered users only Download (196kB) |
||
Text (BAB IV)
4_bab1sd4_4.pdf Restricted to Registered users only Download (40kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
5_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (204kB) |
Abstract
Setiap manusia dimanapun berada pasti memiliki kebudayaan atau tradisi yang berbeda-beda. Kecenderungan perbedaan ini mempunyai ciri-ciri yang menjadi identitas masing-masing individu masyarakat. Dalam kehidupan manusia, agama mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berjalannya sebuah kebudayaan. Agama merupakan aspek sentral dan strategis dalam kebudayaan. Kecenderungan manusia untuk berperilaku berdasarkan agama sebagai landasannya, merupakan bukti keterkaitan agama terhadap budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang tradisi Bubur Suro, pelaksanaan tradisi Bubur suro, dan untuk mengetahui makna simbolis tradisi Bubur Suro bagi masyarakat. Dasar pemikiran penelitian ini yaitu dari Koentjaranigrat tentang upacara keagamaan, dan pemikiran Clifford Geertz tentang fungsi simbol-simbol sakral dalam konteks budaya. Timbulnya upacara keagamaan karena munculnya empat unsur, yaitu emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan aktivitas keagamaan, sistem kepercayaan manusia tentang dunia ghaib, sistem upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan yang ghaib, dan komplek keagamaan. Sedangkan menurut Geertz, kebudayaan mengindikasikan suatu pola yang bersatu dengan simbol sakral. Lebih lanjut Geertz menyebut agama sebagai sebuah sitem kebudayaan lewat simbol, ide, dan adat istiadat. Agama diartikan sebagai penambah motivasi bagi orang yang menjalankan kebudayaannya. Simbol bertujuan untuk menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat. Penelitian ini merupakan penelitian yang menitikberatkan kepada aspek sejarah tradisi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi, wawancara dengan tokoh adat setempat. Data yang telah diperoleh disusun menggunakan metode desktiptif dengan pendekatan antropologi budaya. Penelitian ini tidak hanya mengembalikan memori kita terhadap sejarah terjadinya Bubur Suro ini, tetapi setidaknya dengan mengetahui latar belakang tradisi tersebut, kita sedikit mengetahui dan mengerti tentang tradisi Bubur Suro. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa latar belakang dilaksanakannya tradisi Bubur Suro adalah untuk mengenang peristiwa Nabi Nuh a.s tepat pada tanggal 10 Muharam. Tradisi ini berupa pencampuran bahan-bahan berupa umbi-umbian dan buah-buahan yang dibubur. Masyarakat percaya bahwa setelah mereka melaksanakan tradisi ini, kehidupan mereka akan lebih baik dan merasa sudah melaksanakan sebuah kewajiban. Yang menyebabkan tradisi bubur Suro ini bertahan dan dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Cibulakan, karena ada perasaan bangga telah melestarikan budaya leluhur dan rasa syukur mereka terhadap hasil pertanian yang dihasilkan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tradisi Bubur Suro; masyarakat; simbolis |
Subjects: | Aqaid (Aqidah, Akidah) dan Ilmu Kalam > Kepercayaan Mengenai Hal-hal Tertentu |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi, Studi Agama Agama |
Depositing User: | Users 30 not found. |
Date Deposited: | 03 Mar 2016 09:22 |
Last Modified: | 15 Apr 2020 10:27 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/756 |
Actions (login required)
View Item |