Peran penyuluh Kantor Urusan Agama Cipongkor terhadap penurunan angka perkawinan di bawah umur tahun 2021-2022

Amalia, Wanda Nurul Husna (2023) Peran penyuluh Kantor Urusan Agama Cipongkor terhadap penurunan angka perkawinan di bawah umur tahun 2021-2022. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (258kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (214kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (383kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (676kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (579kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (38kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (275kB) | Request a copy

Abstract

Perkawinan di bawah umur adalah perkawinan yang dilakukan ketika belum mencapai umur 19 Tahun, ketentuan mengenai pembatasan usia perkawinan ini di atur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. Perkawinan di bawah umur merupakan kasus yang masih banyak terjadi di Kecamatan Cipongkor. Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2021 terdapat 23 kasus yang melangsungkan perkawinan di bawah umur, kemudian mengalami penurunan menjadi 17 kasus di tahun 2022. Adanya penurunan angka perkawinan di bawah umur terse�but erat kaitannya dengan peran yang dilakukan tenaga penyuluh yang terdapat di KUA Kecamatan Cipongkor dalam meminimalisir perkawinan di bawah umur. Tujuan penelitian ini untuk: (1) mengetahui faktor penyebab terjadinya perkawinan di bawah umur tahun 2021-2022 di Kecamatan Cipongkor; (2) men�gidentifikasi kendala yang dihadadapi penyuluh KUA Kecamatan Cipongkor da�lam meminimalisir perkawinan di bawah umur; dan juga untuk (3) mengetahui upaya yang dilakukan penyuluh KUA Kecamatan Cipongkor dalam meminimalisir perkawinan di bawah umur. Kerangka teori dalam penelitian ini menggunakan teori perundang-undangan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang men�jelaskan tentang batas minimal usia untuk menikah adalah 19 Tahun baik bagi laki-laki maupun wanita. Adanya peraturan ini bertujuan untuk melindungi hak anak dan terciptanya perkawinan yang sehat dan sejahtera sehingga bisa menurunkan angka penyalahgunaan anak dengan praktik perkawinan di bawah umur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan juga studi pustaka. Kemudian data yang telah diperoleh di lapangan di analisis sampai kemudian ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan: Pertama, faktor yang menjadi penyebab tingginya angka perkawinan di bawah umur di wilayah Kantor Urusan Agama Cipongkor pada Tahun 2021-2022 adalah karena faktor pendidikan yang rendah, faktor lemahnya ekonomi orang tua, faktor perjodohan oleh seorang guru terhadap santrinya, dan juga faktor pergaulan bebas yang mengakibatkan terpaksa menikah. Kedua, kendala yang dihadapi oleh Penyuluh Kantor Urusan Agama dalam men�jalani tugasnya disebabkan karena terbatasnya jumlah penyuluh yang ada di KUA Cipongkor dan juga luasnya wilayah KUA Cipongkor sehingga penyuluhan tidak bisa dilakukan secara optimal. Ketiga, upaya yang dilakukan oleh Penyuluh Kan�tor Urusan Agama Kecamatan Cipongkor dalam meminimalisir angka perkawinan di bawah umur, yaitu dengan: (a) melakukan penyuluhan ataupun sosialisasi Un�dang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 kepada masyarakat Kecamatan Cipongkor; dan (b) melaksanakan program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Cipongkor

Actions (login required)

View Item