Suryani, Dede (2002) Pendapat Imam Malik dan Imam Abu Hanifah tentang Nikah Tahlil. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text
1_cover.pdf Download (246kB) | Preview |
|
|
Text
2_abstrak.pdf Download (496kB) | Preview |
|
|
Text
3_daftarisi.pdf Download (358kB) | Preview |
|
|
Text
4_bab1.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (10MB) |
||
Text
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (868kB) |
||
Text
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (438kB) |
||
Text
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (582kB) |
Abstract
Imam Malik berbeda pendapat dengan Imam Abu Hanifah tentang nikah tahlil. Menurut pendapat Imam Malik, bahwa seorang laki-laki yang mengawmi perempuan yang sudah ditalak tiga (ba ’in) oleh suaminya dengan maksud mcnghalalkannya untuk suami pertamanya, maka perkawinan tersebut hukumnya fasid (batal) dan wajib menceraikan antara keduanya. Sedangkan menurut pendapat Imam Abu Hanifah, seorang laki-laki yang mengawini seorang wanita yang sudah ditalak tiga (ba’in) oleh suaminya dengan maksud supaya wanita itu halal jika dikawini oleh suami pertamanya, maka perkawinan itu sah hukumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pendapat kedua imam tersebut. Disamping itu untuk mengetahui dasar hukum yang digunakan dan untuk mengetahui metode istinbath yang dipakai oleh keduanya dalam masalah ini. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa sumber hukum adalah ayat al-Qur’an dan al-Hadits. Untuk memahami kandungan hukum dari kedua sumber itu dilakukan dengan berbagai metode istinbath al-ahkam. Di kalangan ulama dikenal berbagai metode, antara lain ijma dan fatwa sahabat, yang memiliki karakteristik masing-masing. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis isi kitab fiqh karya Imam Malik dan Imam Abu Hanifah. Dalam hal ini, penulis menggunakan kitab al-Muwaththa' (karya Imam Malik) dan kitab al-Mabsuth (karya Imam Abu Hanifah) sebagai rujukan primer. Analisis dilakukan dengan membandingkan persamaan dan perbedaan serta dihubungkan dengan metode istinbath al Ahkam. Data yang ditemukan menunjukan bahwa persamaan pendapat kedua imam tersebut adalah dilihat dari tujuan pemikahan, mereka sependapat bahwa pemikahan merupakan suatu perbuatan yang wajib dipelihara untuk membangun keluarga sakinah, mawadah dan rahmah. Keabadiannya, semata-mata untuk meraih kemaslahatan manusia, baik secara individu maupun keluarga. Sedangkan perbedaannya disebabkan berbeda dalam memahami terhadap al-Quran dan al-Hadits serta berbeda metodologi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan pemahaman lapadz dan penggunaan metode istinbath al-Ahkam merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhaadap pendapat kedua imam tersebut tentang nikah tahlil.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | ADMIN PKL |
Date Deposited: | 10 Nov 2023 09:13 |
Last Modified: | 10 Nov 2023 09:13 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/81518 |
Actions (login required)
View Item |