pendapat anggota majelis tarjih Muhammadiyah dan anggota Dewan Hisbah Persatuan Islam (persis) Jawa Barat tentang caleg wanita

nurhayati, nurhayati (2005) pendapat anggota majelis tarjih Muhammadiyah dan anggota Dewan Hisbah Persatuan Islam (persis) Jawa Barat tentang caleg wanita. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (228kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (595kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (414kB) | Preview
Preview	Text (BAB1) 4_bab1.pdf Download (6MB) | Preview
	Text (BAB 2) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB)
	Text (BAB 3) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB)
	Text (BAB 4) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (712kB)
	Text (BAB 5) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (839kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)

Abstract

Terjadi perbedaan pendapat antara Majelis Taijih Muhamadiyyah dan Dewan Hisbah Persis tentang caleg wanita. Majelis Tarjih Muhamadiyyah berpenadapat bahwa wanita boleh duduk dilembaga legislatif sedangkan Dewan Hisbah Persis mengharamkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pendapat Majelis Taijih Muhamadiyyah dan Dewan Hisbah Persis tentang hukum caleg wanita, (2) metode istmbath hukum yang digunakan oleh Majelis Taijih Muhamadiyyah dan Dewan Hisbah Persis tentang hukum caleg wanita dan (3) persamaan dan perbedaan antra Majelis Taijih Muhamadiyyah dan Dewan Hisbah Persis tentang hukum caleg wanita. Kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa ikhtUaf di kalangan ulama merupakan sesuatu yang biasa karena perbedaan dalil dan metode yang digunakan, perbedaan faham, tingkat pengetahuan serta keyakinan boleh atau tidaknya suatu dalil digunakan. Di samping itu, perbedaan kerangka berfikir terhadap hukum Islam menjadikan kedua pendapat yang berbeda tidak dapat di-iarjih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskrpitif. Sumber data primer adalah ulama-ulama Muhammadiyah yang diwakili oleh Drs.H. Ayat Dimyati MA. Drs Dadang Syarifudin, DR Jaih Mubarak MA, dan Dra Zulbaedah. Dan dari ulama Persis yaitu K.H Ikin Shadiqin, H. Wawan Mochtar, K.H A. Syuhada dengan merujuk pada al-Qur’an dan kutubusittah dan referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara (interview), kemidian data dianalisis dengan pendekatan kualitatif dan dengan menggunakan tekhnis analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Majelis Taijih Muhammadiyyah dengan berbagai argumennya berpendapat bahwa wanita boleh duduk di lembaga legislatif sedangkan Dewan Hisbah Persis dengan berbagai argumennya berpendapat bahwa wanita tidak boleh/haram duduk di lembaga legislatif (2)metode 1st inbath al-ahkam yang digunakan oleh Taijih Muhammadiyyah adalah mengkaji ayat al-Qur’an surat al-Taubah ayat 71, al-Nahl ayat 97 hadits riwayat Muslim dari al-Tamimi dan hadits Bukhari dengan menggunakan metode bayani, burhani dan tarjih, sedangkan Dewan Hisbah Persis melakukan pengkajian dengan pendekatan kebahasaan dan lebih mengutamakan makna dhahir nash dari surat al-Nisa ayat 34 dan hadits Bukhari, dan (3) persamaan antara keduanya menggunakan al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai dalil sedangkan perbedaannya adalah: (a) perbedaan penggunaan ayat al-Qur’an dan al-Sunnah yang dipilih sebagai dalil, Majelis Tarjih Muhammadiyyah menggunakan surat al-Taubah ayat 71, al-Nahl ayat 97 hadits riwayat Muslim sedangkan Dewan Hisbah menggunakan surat al-Nisa ayat 34 dan hadits riwayat Bukhari, (b) perbedaan penggunaan metode istinbath hukum dan (c) perbedaan dalam melakukan taijih terhadap Hadits riwayat al-Bukhari.

Actions (login required)

View Item