Perkawinan usia muda implikasinya terhadap perceraian di desa pamarayan kecamatan pamarayan kabupaten serang-banten

Nur, Zimi Ahmad Khuzaimi (2006) Perkawinan usia muda implikasinya terhadap perceraian di desa pamarayan kecamatan pamarayan kabupaten serang-banten. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text 1_cover (2).pdf Download (222kB) | Preview
Preview	Text 2_abstrak (2).pdf Download (609kB) | Preview
Preview	Text 3_daftarisi (2).pdf Download (349kB) | Preview
Preview	Text 4_bab1 (2).pdf Download (5MB) | Preview
	Text 5_bab2 (2).pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)
	Text 6_bab3 (2).pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)
	Text 7_bab4 (2).pdf Restricted to Registered users only Download (349kB)
	Text 8_daftarpustaka (2).pdf Restricted to Registered users only Download (455kB)

Abstract

Perkawinan usia muda merupakan salah satu macam perkawinan yang sudah lama dilakukan dikalangan masyarakat di Desa Pamarayan Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang-Banten. Perkawinan ini sudah menjadi tradisi turun-tem.urun yang belum hilang sampai saat ini. Perkawinan usia muda bisa dikatakan sebagai fenomena “terselubung” karena praktek kawin muda sering tidak tampil kepermukaan, bahkan cenderung ditutup-tutupi oleh pelaku (keluarga) ataupun masyarakat, bahkan aparat desa (petugas yang berwenang, dalam hal ini KUA). Perkawinan usia muda jelas akan memberi peluang terjadinya perceraian, sebab kematangan jiwa dan sosial untuk kawin dan berumah-tangga belum siap. Sudah dapat diduga bahwa dalam membina rumah-tangga akan mengalami dulu konflik-konflik yang akan mengarah pada perceraian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi perkawinan dan perceraian, implikasi dari perkawinan usia muda terhadap perceraian, dan perkawinan usia muda hubungannya dengan perceraian yang terjadi di Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang-Banten. Penelitian ini berdasarkan dari pemikiran bahwa Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan sudah diberlakukan sejak lama. Undang-undang ini menganut prinsip bahwa calon suami-isteri harus telah matang jasmani dan rohaninya untuk melangsungkan sebuah perkawinan, agar dapat memenuhi tujuan luhur dari perkawinan, dengan mendapat keturunan yang baik dan sehat. Secara individu kawin usia muda tidak menjadi masalah, akan tetapi secara kolektif atau masyarakat dan nasional menjadi masalah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Deskriptif. Sumber data primemya adalah Amil P3N Desa Pamarayan dan Kepala KUA Kecamatan Pamarayan, sedangkan sumber data sekundemya diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data-data dikumpulkan melalui wawancara, dan studi pustaka. Data yang ditemukan dilapangan, bahwa dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 tercatat ada 17 pasangan suami-isteri yang diidentifikasi sebagai pasangan yang melakukan perkawinan di usia muda di Desa Pamarayan. 10 pasangan diantaranya berakhir dengan perceraian. Perceraian yang terjadi di Desa Pamarayan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 menunjukan angka perceraian yang lebih tinggi sekitar 58,82 % (10 x 100 : 17 = 58,82 %) jika dibandingkan dengan Desa lainnya di wilayah Kecamatan Pamarayan. Usia perkawinannya, rata-rata hanya bertahan 3 sampai 4 tahun dari masa perkawinannya. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan, bahwa frekuensi perkawinan dan perceraian yang terjadi di Kecamatan Pamarayan mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Perkawinan usia muda yang terjadi di Desa Pamarayan berimplikasi terhadap terjadinya perceraian. Hasil penelitian dilapangan menunjukan bahwa faktor hubungan struktural antara suami isteri menjadi prakondisi terjadinya perceraian yang dilakukan oleh pasangan yang diidentifikasi sebagai pasangan dari perkawinan yang dilakukan di usia muda.

Actions (login required)

View Item