Cahyadi, Dadang (2009) Pelaksanaan Jual Beli Tembakau Dengan Sistem Kebonan Di Desa Padarek Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (191kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (548kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftar isi.pdf Download (469kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (5MB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (449kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (482kB) |
Abstract
Jual beli adalah tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu menerima barang dan pihak lain menerima uang atau barang yang sesuai dengan ketentuan syara dan di sepakati. Tujuan yang akan di capai dalam penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui mekanisme akad jual beli tembakau dengan sistem kebonan di desa padarek kecamatan lemahsugih kabupaten majalengka 2). Untuk mengetahui manfaat dan madharat jual beli tembakau dengan sistem kebonan di desa padarek kecamatan lemahsugih kabupaten majalengka 3). Untuk mengetahui perspektif fiqih muamalah terhadap pelaksanaan jual beli tembakau dengan sistem kebonan di desa padarek kecamatan lemahsugih kabupaten majalengka. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa Allah SWT. Telah menciptakan manusia berbeda dari segi kelebihan maupun kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia bergerak secara individual dan secara bersama dengan salah satu syarat kolektifitas tersebut di lakukan dalam rangka mencari kebaikan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam hal kolektifitas yang di orientasikan kepada bidang muamalah, maka syariat islam telah menerapkan dasar-dasamya atas tiga prinsip: 1). Larangan memakan harta dengan cara bathil,2). Memenuhi akad (perjanjian), 3). Menunaikan amanat. Dengan tiga dasar ini di harapkan dapat menciptakan kemaslahatan manusia dan menghilangkan kemadharatan nya. Demikian halnya dengan pelaksanaan jual beli tembakau sistem kebonan bahwa petani yang memiliki kebun tembakau menjual tembakau tersebut dengan cara di kebonkan atau di taksir. Jika dihubungkan dengan prinsip jual beli menurut piqh muamalah adalah jelas tfansaksi ini tidak sah sebab didalam transaksi tersebut mengandung unsur gharar yaitu transaksi yang mengandung ketidak pastian bagi kedua belah pihak yang melakukan transaksi sebagai akibat dari di terapkan nya kondisi ketidakpastian dalam suatu akad yang secara alamiah nya seharusnya mengandung kepastian. Pelaksanaan jual beli tembakau sistem kebonan di desa padarek bisa di kategorikan masuk pada gharar miksdar karena tanaman yang akan di panen tidak jelas hasilnya, dan bisa masuk pada gharar al-wasfi karena dari kualitas panen bisa rusak akibat cuaca buruk, yang pada akhimya bisa menimbulkan penyesalan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | ual Beli Tembakau,Sistem Kebonan,Di Desa Padarek |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Muamalat, Muamalah/Hukum Perdata Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Muamalah |
Depositing User: | PKL7 SMKN 8 GARUT |
Date Deposited: | 21 Dec 2023 06:43 |
Last Modified: | 21 Dec 2023 06:43 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/83427 |
Actions (login required)
View Item |