Fangesty, Maolidya Asri Siwi (2022) Analisis semantik kata Hisab dan derivasinya dalam Al-Quran. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1.cover.pdf Download (195kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2.abstrak.pdf Download (149kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3.daftar isi.pdf Download (240kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4.bab 1.pdf Download (383kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5.bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (504kB) |
||
Text (BAB III)
6. bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (709kB) |
||
Text (BAB IV)
7. bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (266kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8. daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (223kB) |
Abstract
Dalam Alquran terdapat satu kata yang memiliki makna beragam. Jika mendengar kata Ḥisāb, mayoritas masyarakat secara otomatis memahami sebagai perhitungan amal di akhirat. Akan tetapi kata Ḥisāb dalam Alquran tidak hanya bermakna perhitungan amal di akhirat, namun memiliki makna yang beragam tergantung pada konteksnya. Merujuk pada latar belakang tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui makna kata Ḥisāb dan derivasinya dalam Alquran yang meliputi makna dasar, makna relasional, medan semantik dan pandangan Alquran pada kata Ḥisāb menggunakan pendekatan semantik Alquran Toshihiko Izutsu. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan jenis penelitian menggunakan studi kepustakaan (library research) menggunakan Alquran dan Tafsir Al-Munir karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili sebagai sumber primer. Sedangkan sumber sekunder diambil dari buku Relasi Tuhan dan Manusia karya Toshihiko Izutsu, buku lainnya, skripsi, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan penelitian ini. Kata Ḥisāb dalam Alquran diulang sebanyak 109 kali dalam 102 ayat dan 40 surah dengan 40 derivasinya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa makna dasar kata Ḥisāb adalah mencukupi, mengira, menghitung, banyak, bilangan, kemuliaan, bantal kecil, semut kecil, anak panah kecil, bulai/albino, awan dan petir. Selain makna dasar, kata Ḥisāb juga memiliki makna relasional jika berada dalam konteks ayat. Makna relasional kata Ḥisāb yaitu menyangka, perhitungan/balasan, tanggungjawab, peredaran, cukup dan kiamat. Medan semantik kata Ḥisāb yaitu Allah, orang kafir, orang munafik, orang musyrik, orang zalim, orang yahudi, orang yang sesat, orang jahil, orang kikir, orang yang bertawakal, orang yang syahid, manusia, Rasulullah dan mukmin, aṣhābul kahfi dan raqīm (anjing), takwa, kufur, durhaka, rezeki, pahala, dosa, surga, neraka, matahari, bulan, siang, malam, mudah, ketat dan cepat. Ḥisāb dalam Alquran berkaitan dengan perhitungan dan pertanggungjawaban amal selama hidup di dunia. Manusia bertanggungjawab atas perbuatan masing-masing. Allah menghisab manusia dengan dua cara yaitu Ḥisāb yang mudah dan Ḥisāb yang ketat. Cara agar terhindar dari balasan yang buruk yaitu dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan buruk selama di dunia.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ḥisāb; Alquran; semantik |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an Philosopy and Theory > Semantics |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | novella astri |
Date Deposited: | 04 Jan 2024 04:29 |
Last Modified: | 04 Jan 2024 04:29 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/83796 |
Actions (login required)
View Item |