Hasan, Hidayat (2024) Rekonsiliasi konflik di Maluku berbasis kearifan lokal 1999-2002: Studi analisis tradisi Pela Gandong. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (cover)
1_Cover.pdf Download (26kB) | Preview |
|
|
Text (Abstrak)
2_abstrak.pdf Download (163kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar isi)
3_daftarisi.pdf Download (177kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 1)
4_bab1.pdf Download (661kB) | Preview |
|
Text (Bab 2)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (482kB) | Request a copy |
||
Text (Bab 3)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (560kB) | Request a copy |
||
Text (Bab 4)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (705kB) | Request a copy |
||
Text (Bab 5)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (180kB) | Request a copy |
||
Text (Daftar pustaka)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (431kB) | Request a copy |
Abstract
Konflik Maluku tahun 1999-2002 merupakan peristiwa kelam dan terbesar dalam sejarah hubungan antar umat beragama di Indonesia. konflik ini menghancurkan relasi sosial, kehidupan tersegregasi berdasarkan agama, jatuhnya ribuan korban jiwa, tingginya korban pengungsi dan kerugian materi yang cukup besar. Menjadi kenangan pahit dengan segala kompleksitasnya tersipan dalam memori setiap anak negeri diwilayah ini. Kehidupan harmonis dan damai sesama pemeluk agama menjadi harapan untuk keluar dari kemelut konflik yang berkepanjangan.. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah meliputi tahapan-tahapan: heurisitk, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teori yang dipakai adalah Teori Struktural-Fungsional digunakan untuk menganalisis Rekonsiliasi Konflik Di Maluku Berbasis Kearifan Lokal 1999-2002: Studi Analisis Tradisi Pela Gandong. Hasil penelitian menunjukan, konflik Maluku sepanjang tiga tahun yang terjadi secara simultan menjadi perhatian dari berbagai kalangan. Salah satu upaya damai dilakukan dengan rekonsiliasi berbasis kearifan lokal antara negeri atau desa yang memiliki hubungan pela gandong. Namun, dalam penelitian ini menemukan bahwa proses rekonsiliasi tersebut mengalami kegagalan, bukan karena tidak terlaksananya rekonsilais. Melainkan tidak menghadirkan dampak pada perdamaian. Kegagalan tersebut diakibatkan oleh kebijakan Orde Baru yang menghendaki penyeragaman struktur birokrasi dan sistem pemerintahan pusat sampai daerah, sehingga kedudukan pela gandong sebagai media perekat menjadi melemah dan mengalami kemerosotan nilai ditengah-tengah masyarakat Maluku. Pada sisi lain, kegagalan rekonsiliasi diakibatkan oleh masyarakat yang terlibat konflik, tidak keseluruhan memahami kearifan lokal pela gandong, sebab konflik tidak hanya melibatkan masyarakat lokal Maluku Islam dan Kristen, melainkan juga turus serta etnis pendatang dalam konflik tahun 1999-2002. Oleh karena itu, kearifan lokal pela gandong sebagai modal sosial yang syarat dengan nilai-nilai perdamaian, pada fase konflik tidak memimiliki pengaruh yang signifikan dan bahkan cenderung gagal dalam menciptakan kehidupan masyarakat Maluku yang harmonis dan damai.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kearifan Lokal; Konflik Maluku; pela gandong; rekosiliasi; |
Subjects: | Social Process > Conflict Social Social Process > Conflict Resolution General Management > Negotiation, Conflict, Crisis Management Graphic Representation of Surface of Earth, Atlases Graphic Representation of Surface of Earth, Atlases > Maps of Moluccas/Maps of Maluku |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Hidayat Dayat Hasan |
Date Deposited: | 08 Mar 2024 00:46 |
Last Modified: | 08 Mar 2024 00:46 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/85463 |
Actions (login required)
View Item |