Pendapat ibn hazm tentang wali washy dalam perkawinan

HS, Suyantoni Hermawan (2008) Pendapat ibn hazm tentang wali washy dalam perkawinan. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (295kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (747kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (531kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (6MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (13MB)
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (671kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Wali Washy merupakan orang yang berhak menjadi wali calon mempelai perempuan sebagai akibat atas wasiat ayah kandung (setelah meninggalnya ayah) untuk menggantikan kedudukannya sebagai wali nikah atas pernikahan putrinya. Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukumnya. Ibn Hazm berpendapat bahwa wali washy dalam perkawinan tidak sah dilaksanakan, karena wasiat dalam perkawinan itu rusak . Tujuan penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menggali konsep lbn Hazm tentang wali washy dalam perkawinan, dasar hukum dan metode istinbath hukum yang digunakan lbn Hazm dalam menentukan hukum wali washy dalam perkawinan. Penelitian ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa al-Qur'an dan al-Sunnah merupakan sumber hukum yang berupa nash otentik dan bersifat tetap. Jalan untuk memahami dan menggali kandungan hukum dari sumber hukum tersebut memakai tiga pendekatan yaitu pendekatan kebahasaan, pendekatan maqashid al-syariat dan pendekatan tarjih dengan menggunakan metode istinbath hukum. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode content analysis (analisis isi), yaitu dengan cara mengkaji isi kitab-kitab Ibn Hazm yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan kitab al-Muhalla sebagai referensi dalam bidang fiqh dan kitab al-Ihkam fi Ushul al-Ahkami sebagai referensi dalam bidang ushul fiqh serta kitab-kitab dari buku-buku lainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dari data yang terkumpul ditemukan bahwa, pertama Ibn Hazm menolak keberadaan wali washy dalam perkawinan, baik yang dilakukan oleh anak yang masih kecil ataupun sudah dewasa, karena wasiat dalam perkawinan itu rusak. Kedua, Perkawinan adalah berdasarkan hadits shahih dan Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Ketiga, Istinbath hukum yang digunakan Ibn Hazm tentang wali washy dalam perkawinan adalah berdasarkan pendekatan kebahasaan (lughawiyah) dengan menggunakan zhahir nash. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendapat lbn Hazm tentang wali washy dalam perkawinan sangat dipengaruhi oleh pemikiran yang mendalam terhadap pengambilan hukum dan zhahir nash Ibn Hazm menerapkan hukum telah sesuai dengan tujuan hukum Islam, yaitu berdasarkan al-Qur'an dan al-Sunnah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: wali washy; ibn hazm; perkawinan
Subjects: Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Hukum Keluarga dan Hukum Perkawinan, Pernikahan menurut Islam
Law > Comparative Law
Private Law > Domestic Relations, Family Law, Marriage
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: Robby Nur Hidayat
Date Deposited: 18 Jul 2024 07:24
Last Modified: 18 Jul 2024 07:24
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/86578

Actions (login required)

View Item View Item