Yuspita, Ade (2010) Penanganan Al-Qardh bermasalah di BMT Al-Amin Sumedang. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (386kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (617kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (899kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (5MB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (843kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (354kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
9_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
Abstract
Koperasi syariah atau akrab dikenal dengan sebutan Baitul Mal Wattamwil (BMT) mengalami perkembangan cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kehadiran BMT diharapkan mampu menjadi sarana dalam menyalurkan dana untuk usaha bisnis kecil dengan mudah dan bersih, karena didasarkan pada kemudahan dan bebas riba atau bunga, serta memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat bawah. Akan tetapi proses realisasi penyaluran dana ini tidak semulus yang dibayangkan. Dimana di BMT Al-Amin pun terdapat sebesar 6,31 % pinjaman bermasalah pada tahun 2009. Hal tersebut melampaui batas yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk ratio kredit bermasalah yakni 5%. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pinjaman Al-Qardh serta untuk mengetahui penyebab terjadinya pinjaman bermasalah dan penanganannya yang dilakukan oleh BMT Al-Amin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara serta study kepustakaan yang diperoleh melalui sumber data primer dan dari buku-buku yang bersangkutan dengan basil yang diteliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa penanganan Al-Qardh bermasalah di BMT Al-Amin terdiri dari beberapa tahap, yaitu: pertama, pihak BMT menagih secara terus menerus dengan melakukan pendekatan kekeluargaan. Kedua, pihak BMT memberikan kebijakan rescheduling (perpanjangan jangka waktu pembayaran). Ketiga, pihak BMT melakukan usaha penyelamatan reconditioning dan keempat, BMT melakukan restructuring dengan meninjau kembali situasi dan kondisi debitur apakah mempunyai prosfek yang baik kemudian ditindaklanjuti dengan pemberiantambahan pinjaman. Apabila keempat cara tersebut tetap tidak merubah keadaan, maka BMT mengambil tindakan dalam hal penyitaan barang jaminan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | BMT; al-qardh; pinjamanan bermasalah |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Bank Islam, Baitul Mal Wat Tamlil Financial Economics, Finance |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Manajeman Keuangan Syariah |
Depositing User: | Robby Nur Hidayat |
Date Deposited: | 16 Jul 2024 02:08 |
Last Modified: | 16 Jul 2024 02:08 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/87398 |
Actions (login required)
View Item |