Firly, Muhammad (2024) Tindak pidana pelecehan seksual di Commuter Line: Studi pada pasal 6 UU no 12 tahun 2022 tentang pidana kekerasan seksual dan perspektif hukum pidana Islam. Sarjana thesis, UIN Sunan Gundung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (119kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (975kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (452kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (6MB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (18MB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (756kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (12MB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (861kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Latar belakang dari penulisan skripsi ini adalah penerapan pasal 6 UU No.12 Tahun 2022 yang terjadi di Commuter Line, Dalam konteks pelecehan seksual di Commuter Line, salah satu bentuk kekerasan seksual yang sering terjadi adalah pelecehan seksual secara fisik, yang melibatkan tindakan merendahkan martabat seseorang dengan cara menyentuh bagian tubuh yang tidak diinginkan seperti meraba, menggesek dan memepet para korban. Sehingga menyebabkan ketakutan bagi para pengguna Commuter Line. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau penerapan pada Pasal 6 Undang-Undang No.12 Tahun 2022 tentang Pidana Kekerasan Seksual dan melibatkan perspektif hukum pidana Islam untuk memberikan wawasan yang komprehensif mengenai fenomena pelecehan seksual. Dan untuk mengetahui pengujian pasal 6 UU No. 12 Tindak Kekerasan Seksual tentang pelecehan seksual di Commuter Line. Kerangka berpikir yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah konsep pemidanaan yang menggabungkan aspek pembalasan dan rehabilitasi, dengan fokus pada menghukum pelaku dan membimbing mereka menuju perbaikan diri. Selain itu, pendekatan penelitian ini juga mengintegrasikan prinsip-prinsip Maqashid Syari'ah yang menitikberatkan pada pemeliharaan agama, jiwa, akal, dan keturunan dalam konteks penanganan kasus pelecehan seksual di Commuter Line. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan yuridis normatif dan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sumber data utamanya adalah UU No. 12 tahun 2022, Al-Qur'an, dan Hadis, serta menggunakan data sekunder sebagai tambahan untuk mendukung penjelasan dalam penyusunan penelitian. Hasil penelitian menyimpulkan dalam konteks hukum pidana, pertama, penegakan hukum terhadap pelaku pelecehan seksual di Commuter Line menurut pasal 6 uu no.12 tahun 2022 berupa sanksi penjara dalam kurun waktu 4-12 tahun atau pembayaran denda yang telah ditentukan. Sehingga ada efek jera yang dialami oleh pelaku agar tidak melakukan kejahatan tersebut. Kedua, dalam hukum pidana Islam, pelecehan seksual masuk ke dalam jarimah ta’zir dan sanksi yang dijatuhkan yakni berupa cambukan sebanyak 80 kali atau diasingkan. Ketiga, relevansi antara hukum positif maupun hukum pidana Islam menempatkan perlindungan terhadap korban sebagai prioritas dan menjadikan pemerintah sebagai pengatur kebijakan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Commuter Line; Islam; Pelecehan |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Hukum Pidana Islam, Jinayat Criminal Law > Crimes |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Hukum Pidana Islam |
Depositing User: | muhammad firly - |
Date Deposited: | 08 Jul 2024 03:12 |
Last Modified: | 08 Jul 2024 03:12 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/90428 |
Actions (login required)
View Item |