Adaptasi mahasantri Rantau (Luar Daerah) terhadap lingkungan pondok pesantren : Penelitian di Pondok Pesantren Al-Wafa Cibiru Hilir Bandung

Rahmah, Dede (2024) Adaptasi mahasantri Rantau (Luar Daerah) terhadap lingkungan pondok pesantren : Penelitian di Pondok Pesantren Al-Wafa Cibiru Hilir Bandung. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (275kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (256kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (540kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (662kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (673kB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (547kB)
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (252kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (478kB)

Abstract

Merantau merupakan sebuah tindakan yang memiliki dampak besar bagi perantau. Tujuan umum dari merantau diantaranya ialah mencapai sebuah kesuksesan melalui pendidikan yang lebih baik. Bandung sebagai salah satu kota pendidikan menjadi tempat perantauan dalam melanjutkan pendidikan tinggi. Salah satu perguruan tinggi yang terkemuka di Bandung ialah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Pondok Pesantren Al-Wafa merupakan pondok pesantren yang terletak di Cibiru Hilir Bandung. Pondok Pesantren Al-Wafa bekerja sama dengan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam menampung para mahasiswa. Lingkungan yang terjaga serta menjadikan santri yang memiliki wawasan yang lebih luas lagi mengenai ilmu agama dan kehidupan sosial. Pondok Pesantren Al-Wafa banyak dihuni oleh para mahasantri rantau yang pada mulanya saat datang ke perantauan ini akan melakukan adaptasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui adaptasi mahasantri rantau terhadap lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa, dan faktor apa saja yang mempengaruhi proses adaptasi yang terjadi pada mahasantri rantau. Teori yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah teori Gegar Budaya oleh Oberg, mencakup fase adaptasi budaya yang dijelaskan dalam U-Curve Hypothesis. Terdapat empat fase umum dalam proses adaptasi, yaitu fase kedatangan (honeymoon), fase krisis atau stress (frustation), fase penyesuaian (readjustment), dan fase keputusan (resolution). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Keseluruhan data yang diperoleh dalam pengolahannya dianalisis dengan cara pengumpulan data, reduksi data kemudian penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasantri rantau mengalami empat fase adaptasi, dimana mahasantri dalam mengalami empat fase adaptasi yang disebutkan. Mahasantri rantau pada mulanya mengalami culture shock dan melakukan adaptasi. Lingkungan Pondok Pesantren memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses adaptasi dimana sistem yang terdapat didalamnya saling bekerja sama dan membuat sebuah kesatuan yang memberikan kenyamanan pada mahasantri. Faktor pendukung proses adaptasi mahasantri rantau adalah diri sendiri, teman dan lingkungan. Faktor penghambat adalah perbedaan bahasa, diri sendiri dan perbedaan karakteristik individu. Temuan penelitian yang didapatkan oleh peneliti kali ini ialah memperkuat teori gegar budaya oleh Oberg mengenai empat fase adaptasi budaya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: adaptasi; gegar budaya; mahasantri; pondok pesantren;
Subjects: Culture and Institutions
Depositing User: Dede Rahmah
Date Deposited: 09 Jul 2024 02:32
Last Modified: 09 Jul 2024 02:32
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/90660

Actions (login required)

View Item View Item