Nurhidayat, Nurhidayat (2018) Nilai-Nilai Agama dalam Tradisi Obrog :Studi di Desa Kedungsana Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (45kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK.pdf Download (137kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_DAFTAR ISI.pdf Download (93kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf Download (206kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (405kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (906kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (86kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (171kB) | Request a copy |
Abstract
Tradisi Obrog adalah tradisi yang ada pada saat bulan Ramadhan, yakni untuk membangunkan masyarakat untuk segera bersantap sahur agar tidak kesiangan dalam bersantap sahur. tradisi ini pada awalnya merupakan hanya sekedar bunyi-bunyian yang di bawa oleh masyarakat, dewasa ini tradisi mengalami perkebangan pada alat musiknya, berupa instrumen modern pun masuk didalamnya seperti gitar listrik. Jadi, Obrog sekarang bukan hanya sekedar bunyi-bunyian melainkan seni dalam tabuh-tabuhan untuk membangunkan untuk bersantap sahur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahaui bagaimana nilai agama yang terkandung dalam tradisi Obrog di Desa Kedungsana Kecamatan Plumbon Kabupten Cirebon, yakni berusaha mengurai nilai silaturahmi, nilai gotong royong, dan syiar agama dalam tradis Obrog. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam kepada masyarakat Desa Kedungsana dengan teknik menentukan informan melalui purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teori yang digunakan penelitian ini adalah teori Koentjoroningrat mengatakan kebudayaan adalah segala pikiran dan preilaku manusia yang secara fungsinal dan disfungsional ditata dalam masyarakat. Kebudyaan memiliki tujuh unsur. Yakni, sistem ilmu pengetahuan, religi, kesenian, bahasa, sistem teknologi, sistem ekonomi, dan organisasi sosial. Namun, Obrog ini hanya memiliki beberapa unsur kebudayaan. Maka Obrog adalah tradisi, tradisi adalah adat kebiasan turun-temurun (dari nenek moyang) yang mamsih dijalankan dalam masyarakat. Dari hasil temuan penelitian menunjukan bahwa tradisi Obrog di Desa Kedungsana memiliki nilai nilai silaturahmi yang kaut bagi masyarakat, pada saat Obrog berlangsung para warga berkumpul baik itu orang maupun anak kecil semua berbaur menjadi satu, semua menikmati suguhan musik yang disuguhkan oleh pengobrog bersama biduannya menyanyikan lagu dangdut lokal maupun nasional. Nilai gotong royong dalam tradisi Obrog juga sangat terjalin masyarakat yang mengobrog biasa orang-orang yang satu blok kemudian mereka berkumpul dan membentuk grup, alat-alat yang digunakan adalah hasil dari suadaya masyarkat, seperti: saund, gotrok, dan yang liannya. Semua alat ini dibawa ada yang dipanggul dan ada yang harus di bawa diatas gotrok, jadi semuanya harus bekerjsama untuk mengoborg untuk menghasilkan harmonisasi dalam suara Obrog. Nilai dakwah dalam tradisi Obrog di Desa Kedungsana berupa membangunkan orang, memancing orang untuk bersodaqoh dan keikhlasan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Obrog, ramadhan, dini hari |
Subjects: | Islam > Sawn Ramadan Culture and Institutions General Principles of Music and Musical Form |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi, Studi Agama Agama |
Depositing User: | nur hidayat nurhidayat |
Date Deposited: | 18 May 2018 12:20 |
Last Modified: | 22 Oct 2019 09:16 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/9321 |
Actions (login required)
View Item |