Pemikiran Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) tentang adat dan syariat Islam di Sumatera Barat tahun 1936-1981

Aqillahaya, Nadhira (2024) Pemikiran Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) tentang adat dan syariat Islam di Sumatera Barat tahun 1936-1981. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text
1_Cover.pdf

Download (50kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2_Abstrak.pdf

Download (105kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3_ Daftar Isi.pdf

Download (76kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4_ BAB I.pdf

Download (306kB) | Preview
[img] Text
5_ BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (375kB) | Request a copy
[img] Text
6_ BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (512kB) | Request a copy
[img] Text
7_ BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (172kB) | Request a copy
[img] Text
8_ DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (40kB) | Request a copy

Abstract

Minangkabau lebih dikenal sebagai salah satu suku di Indonesia yang kental dengan tradisi Adatnya, Minangkabau memiliki falsafah yaitu ”adat basandi sarak, sarak basandi Kitabullah” yang maknanya adat disandarkan kepada syariat islam yang sesuai dengan Quran dan Hadist. Namun pada kenyataanya tradisi dan adat Minangkabau belum sepenuhnya sesuai dengan syariat Islam seperti dalam permasalahan perkawinan, dan kedudukan laki-laki yang memberikan pengaruh pada pembagian harta waris sebab Minangkabau menganut sistem matrilineal yang dimana garis keturunan di turunkan dari sang ibu bukan dari ayah. Hamka yang merupakan orang Minang tulen ia lahir di Minangkabau menyadari akan kerancuan adatnya ini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi adat dan syariat Islam di dalam masyarakat Minangkabau sebelum tahun 1936. Kemudian untuk mengetahui Pemikiran Hamka tentang Adat Minangkabau dan Syariat Islam tahun 1936-1981. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, maka dalam penelitian ini menulis menggunakan metode penelitian sejarah yang berpedoman pada teori sejarah pemikiran dari tokoh R.G Collingwood yang menurutnya memahami pemikiran seseorang bukan hanya tentang apa yang dipikirkannya tetapi juga mengapa ia berpikiran demikian, serta kondisi sejarah dan konteks yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil penelitian kondisi adat Minangkabau sebelum tahun 1936 dalam perkawinan banyak sekali di praktik perjodohan antara anak dan kemenakan sebab dalam pandangan masyarakat Minangkabau bentuk perkawinan ini adalah perkawinan yang ideal karena mampu menjaga harta warisan dari tangan orang lain, kemudian praktik poligami kerap dilakukan laki-laki Minangkabau menikahi perempuan lebih dari satu yang mengatas namakan bahwa hal ini di perintahkan oleh Agama padahal dalam praktiknya tidak sesuai dengan syariat islam, kemudian dalam urusan pembagian harta waris ini berbeda dengan syariat Islam yang mestinya waris sang ayah turun kepada anak laki-lakinya namun di Minangkabau ibulah memberikan warisan kepada anak perempuannya, adapun warisan yang diturunkan dari pihak laki-laki akan di wariskan kepada kemenakannya. Namun sifat kritisnya Hamka mampu memberikan jalan pintas agar adat dapat berdampingan dengan syariat dengan Semestinya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Tokoh; Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka); Adat; Syariat Islam; Sumatera Barat
Subjects: Humankind > Mind
Public Worship and Other Practices
Islam > Authenticity
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Nadhira Aqillahaya
Date Deposited: 04 Sep 2024 06:39
Last Modified: 04 Sep 2024 06:39
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/96023

Actions (login required)

View Item View Item