Argumentasi kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 34: Studi komparasi tafsir Al-Manar dan Tafsir Al-Azhar

Yulianti, Nurani (2024) Argumentasi kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 34: Studi komparasi tafsir Al-Manar dan Tafsir Al-Azhar. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_Cover.pdf Download (67kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_Abstrak.pdf Download (171kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_ Daftar Isi.pdf Download (113kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_Bab I.pdf Download (306kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (429kB)
	Text (BAB III) 6_Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (121kB)
	Text (BAB IV) 7_Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (759kB)
	Text (BAB V) 8_Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (132kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (193kB)

Abstract

Kepemimpinan perempuan merupakan bagian dari prinsip kesetaraan gender. Hal ini memicu perdebatan panjang di kalangan para pemikir, karena tidak ada dokumentasi yang jelas mengenai apakah perempuan bisa menjadi pemimpin. Salah satu upaya untuk memahami dan menjelaskan ayat-ayat tersebut yaitu tafsir al-qur’an. Saat ini banyak terjadi perdebatan tentang bagaimana memahami beberapa ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perempuan dan gender salah satunya dalam surat an-Nisa ayat 34, dimana al-Rijal berarti “laki-laki” dan merupakan bentuk jamak dari al-rajul. Lawan kata dari an-nisa, bentuk jamak dari mar’ah, artinya perempuan. Menurut peribahasa, kata al-rijal tidak digunakan dalam bahasa Arab dan mengacu pada suami dalam Al-Qur'an. Berbeda dengan kata an-nisa dan imra’ah yang digunakan untuk makna istri. Para ahli tafsir mempunyai penafsiran berbeda terhadap kata qawamuna, sebagaian ulama menafsirkan dengan makna pemimpin, dan sebagian lagi menafsirkan dengan makna pelindung. Peneliti menggunakan dua tafsir kontemporer, yaitu Tafsir Al-Manar karya Muhammad Abduh, Rashid Ridha dan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka sebagai objek penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepemimpinan perempuan dalam Islam serta menjelaskan penafsiran surat al-Nisa 34 dalam Tafsir al-Manar dan Tafsir al-Azhar serta perbedaan keduanya. Peneliti berharap kajian ini dapat memperdalam pemahaman kita tentang khazanah Islam, khususnya di bidang tafsir Al-Quran, dan upaya kita untuk mewujudkan visi ajaran Islam yang terus berkembang dan dapat disesuaikan dengan perkembangan masa depan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mengkaji ayat 34 Surat an-Nisa dalam kaitannya dengan kepemimpinan perempuan melalui argumentasi Pembahasan Buya Hamka dan Muhammad Abduh tentang kepemimpinan perempuan Hasil kajian menunjukan bahwa surat an-nisa ayat 34 mencerminkan bahwa ayat ini ialah ayat domestik, yang mana membahas mengenai peranan suami dan istri, bahwasanya perempuan bisa ambil peran dimana saja tetapi jika kembali kerumah perempuan harus taat layaknya peran istri kepada suami dan anak. Adapun kepemimpinan perempuan tercermin dalam penafsiran Muhammad Abduh yang mana tanggung jawab perempuan yang memimpin adalah sama dengan tanggung jawab laki-laki, yaitu memastikan bahwa kepemimpinan dilaksanakan dengan adil, seimbang, dan bertanggung jawab dan selaras dengan penafsiran lainya, adapun penafsiran Buya Hamka bahwa kepemimpinan dalam rumah tangga dipimpin oleh seorang laki-laki bahwa suami yang memimpin suatu rumah tangga tersebut karena laki-laki yang akan secara naluri bergerak untuk melindungi keluarganya Kata Kunci : Argumentasi, Kepemimpinan, Perempuan

Actions (login required)

View Item