Representasi Kode etik jurnalistik pada serial drama: Analisis semiotika Roland Barthes dalam serial drama Twenty-Five Twenty-One

Suaidah, Siti (2024) Representasi Kode etik jurnalistik pada serial drama: Analisis semiotika Roland Barthes dalam serial drama Twenty-Five Twenty-One. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_Cover.pdf

Download (88kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak.pdf

Download (172kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_Daftar Isi.pdf

Download (149kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf

Download (326kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (263kB)
[img] Text (BAB III)
6_BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
7_BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (145kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (195kB)

Abstract

Seorang jurnalis memiliki tanggung jawab untuk menciptakan berita dalam media massa dengan tujuan menyampaikan serta menyebarluaskan informasi kepada khalayak secara luas. Dalam menjalankan tugasnya, jurnalis memiliki seperangkat aturan serta nilai moral untuk mengatur perilakunya yang disebut dengan kode etik jurnalistik. Ada beberapa tantangan dalam penerapannya baik internal maupun eksternal. Salah satu tantangannya yaitu persaingan media massa yang dapat tergambarkan melalui serial drama Twenty-Five Twenty-One. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana representasi kode etik jurnalistik dalam serial drama Twenty-Five Twenty-One yang dapat ditonton melalui aplikasi layanan streaming Netflix. Tanda-tanda berupa visual maupun dialog yang terkandung dalam serial drama ini dianalisis menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Adapun metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif model semiotika Roland Barthes. Konsep Roland Barthes terdiri dari tiga pemaknaan yaitu makna denotasi, konotasi, dan mitos yang kemudian hasil analisisnya dapat dideskripsikan dengan data yang telah didapat secara sistematis dan sesuai fakta. Hasil analisis dari penelitian ini berisikan 10 adegan (scene) dalam serial drama Twenty-Five Twenty-One yang merepresentasikan kode etik jurnalistik berdasarkan tiga pemaknaan Roland Barthes. Secara denotasi, bahwa adanya beberapa pelanggaran kode etik jurnalistik yang ditunjukkan secara jelas terutama dari dialognya. Pertandingan atlet anggar antara Ko Yu-rim dan Na Hee-do dijadikan sebagai berita utama karena mengandung konroversi di dalamnya. Konotasi dalam drama ini merepresentasikan adanya pelanggaran kode etik jurnalistik yang dilakukan Baek Yi-jin maupun media UBS yang disebabkan oleh persaingan media. Berdasarkan makna mitosnya, kode etik jurnalistik di Korea tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Berdasarkan Kode Etik Jurnalistik Indonesia, peneliti menyimpulkan bahwa serial drama Twenty-Five Twenty-One merepresentasikan profesi jurnalis yang melanggar beberapa kode etik jurnalistik. Adapun sebab dari adanya pelanggaran tersebut ialah karena persaingan media dan jurnalis yang mengutamakan asumsi pribadinya. Pelanggaran kode etik jurnalistik yang dilakukan berupa jurnalis yang tidak bersikap independen, jujur, adil dan berimbang, beritikad buruk, mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, membuat berita fitnah, serta tidak menghargai pengalamam traumatik narasumber.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Kode Etik Jurnalistik; Serial Drama; Persaingan Media
Subjects: Social Interaction, Interpersonal Relations > Media of Communication, Mass Media
Stage Presentation, Theater > Drama
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Jurnalistik
Depositing User: Siti Suaidah
Date Deposited: 05 Sep 2024 03:44
Last Modified: 05 Sep 2024 03:44
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/96264

Actions (login required)

View Item View Item