Konflik sosial keagamaan di masyarakat Adonara Timur NTT

Mukin, Taufiq Kurahman Rasyid (2024) Konflik sosial keagamaan di masyarakat Adonara Timur NTT. Doktoral thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text
1_cover.pdf

Download (172kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (188kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (43kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (259kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (230kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (102kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (229kB) | Request a copy

Abstract

INDONESIA: Masyarakat Indonesia memiliki keragaman budaya dan tradisi yang mengakar kuat pada diri mereka. Dalam penerapan tradisi dan kebudayaan yang berbeda tersebut akan menimbulkan suatu perbedaan. Perbedaan tersebut yang menjadi potensi timbulnya konflik dalam masyarakat dan menjadi persoalan jika kemudian berkembang menjadi bentuk penyelesaian dengan cara kekerasan. Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa konflik kerap muncul dalam kehidupan masyarakat. Lebih-lebih masyarakat yang tinggal di suatu daerah terpencil dan masih mempunyai kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap nenek moyang tersebut menimbulkan perbedaan khususnya persoalan tanah yang diwariskan secara turun temurun. Perbedaan tersebut khsusnya perbedaan sejarah membuat saling klaim antar hak ulayat tanah, persoalan ini ketika tidak ditangani dengan sumpah adat atau negosiasi yang dilakukan oleh pemerintah, maka perang tersebut akan selalu terjadi. Hal ini dikerenakan egoisme dan fanatisme terhadap suku yang terlalu kuat. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan studi dokumentasi serta pengamatan lapangan (observasi). Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif-analitik, melalui tahapan: editing, klasifikasi data, reduksi data, dan interpretasi untuk memperoleh kesimpulan. Hasil penelitian ini menyimpulkan: (1) Penyebab terjadinya konflik antara desa Narasaosina dan Lewo Bunga terjadi akibat: (a) Saling klaim mengenai hak kepemilikan tanah, (b) Tidak adanya komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kedua desa mengenai peresmian wilayah yang akan dilakukan di riang bunga, (c) Perbedaan kepentingan dari kedua desa tersebut, (c) Munculnya pihak ketiga yang menyebabkan konflik yang sebenarnya dapat diselesaikan secara mediasi dan hukum, tetapi berubah menjadi perang tanding yang mengakibatkan banyak memakan korban jiwa. (2) Berkaitan proses terjadinya konflik, yaitu sudah menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat Adonara dalam menentukan kebenaran dengan cara Perang Tanding atau “Adu darah”. Perang ini diyakini oleh masyarakat Adonara untuk mencari kebenaran, di mana korban yang lebih banyak meninggal adalah yang melakukan kesalahan. Perang ini sudah dilakukan secara turun temurun dan menjadi tradisi masyarakat Adonara hingga saat ini. Perang tersebut merupakan perang yang direncanakan. Dimulai dari pembicaraan tokoh adat, tutur sejarah, sumpah adat, dan yang terakhir yaitu perang tanding. Masyararakat Adonara takut untuk melakukan sumpah adat, sehingga masyarakat memilih untuk langsung berperang antar desa tersebut. Pemerintah dapat membuat aturan perda yang membahas mengenai sumpah adat sehingga masyarakat tidak berani untuk melakukan peperangan. (3) Dampak terjadinya konflik terhadap masyarakat dapat berupa positif dan juga negatif. Dampak konflik positif di mana semakin meningkatnya kerjasama yang dilakukan diinternal masyarakat desa. Sedangkan konflik negatif yang dirasakan oleh masyarakat yaitu (a) adanya perubahan kepribadian terhadap individu masyarakat seperti timbulnya rasa dendam, benci, was-was, dan saling curiga, (b) hancurnya harta benda dan jatuhnya korban, (c), Akomodasi, dominasi, dan takluknya suatu pihak. (4) Adapun manajemen yang dilakukan pemerintah yaitu melakukan pendekatan kekeluargaan, negosiasi, dan membentuk kelompok tani yang melibatkan kedua desa tersebut sehingga kerja sama antara dua desa menjadi lebih baik dan tidak lagi melakukan perang tanding. ENGLISH: Indonesian people have a diversity of cultures and traditions that are deeply rooted in them. In the application of these different traditions and cultures, it will cause a difference. These differences are the potential for conflicts in society and become a problem if they later develop into a form of violent settlement. This research is based on the assumption that conflicts often arise in people's lives. Moreover, people who live in a remote area and still have faith in the spirits of their ancestors. The belief in these ancestors causes differences, especially the issue of land that is inherited from generation to generation. These differences, especially historical differences, make mutual claims between customary land rights, this problem When it is not handled by customary oaths or negotiations carried out by the government, the war will always occur. This is due to selfishness and fanaticism towards a tribe that is too strong. This study uses an ethnographic method with a qualitative approach. Data collection was carried out using in-depth interview techniques, and documentation studies and field observations. The data collected is then processed and analyzed in a descriptive-analytical manner, through the following stages: editing, data classification, data reduction, and interpretation to obtain conclusions. The results of this study concluded: (1) The causes of the conflict between Narasosina and Lewo Bunga villages were due to: (a) Mutual claims regarding land ownership rights, (b) There was no communication carried out by the government to the two villages regarding the inauguration of the area to be carried out in Riang Bunga, (c) The difference in interests of the two villages, (c) The emergence of a third party that causes a conflict that can actually be resolved through mediation and law, but turns into a rival war that results in many casualties. (2) Regarding the process of conflict, it has become a tradition carried out by the Adonara people in determining the truth by the way of the Tandin War or "Blood Fight". This war was believed by the people of Adonara to seek the truth, where the victims who died more were the ones who made mistakes. This war has been carried out for generations and has become a tradition of the Adonara people to this day. The war was a planned war. Starting from the talk of traditional leaders, speaking History, customary oaths, and finally the confrontation. The Adonara community is afraid to take a customary oath, so the community chooses to directly fight between the villages. The government can make local regulations that discuss customary oaths so that people do not dare to wage war. (3) The impact of conflicts on the community can be both positive and negative. The impact of positive conflicts where the cooperation carried out within the village community is increasing. Meanwhile, the negative conflicts felt by the community are: (a) there is a change in personality towards individual people such as resentment, hatred, anxiety, and mutual suspicion, (b) the destruction of property and the fall of victims, (c) accommodation, domination, and subjugation of a party. (4) The management carried out by the government is to take a family approach, negotiate, and form farmer groups involving the two villages so that the cooperation between the two villages becomes better and no longer engages in fighting wars. ARABICK: في المجتمع الصراع الاجتماعي الديني أدونارا الشرقي في شرق نوسا تينجارا يتمتع المجتمج الإندونيسي بتنوع الثقافات والتقاليد المتجذرة فيهم. و ستكون في تطبيق التقاليد والثقافات المختلفة اختلافات.وهذه الاختلافات هي سبب الصراع في المجتمع وتصبح مشاكل إذا تم حلها بالعنف. يعتمد هذا البحث على الصراعات التي تنشأ غالبًا في حياة الناس. وخاصة بالنسبة للأشخاص الذين يعيشون في المناطق النائية وما زالوا يؤمنون بأرواح الأجداد .وهذا الإيمان بالأسلاف يسبب اختلافات، خاصة في مسألة توارث الأرض من جيل إلى جيل خاصة في الاختلافات التاريخية التي تخلق مطالبات متبادلة بين حقوق الأراضي العرفية . وعندما لا يتم حل هذه القضية من خلال القسم العرفي أو المفاوضات التي تجريها الحكومة، فسوف تحدث الحرب بينهم وذلك بسبب الأنانية وبشدة التعصب تجاه القبائل. نتائج هذا البحث: (1) أسباب الصراع بين قريتي ناراسوسينا وليو بونجا: (أ) المطالبات المتبادلة فيما يتعلق بحقوق ملكية الأرض، (ب) لا يوجد أي اتصال من الحكومة إلى القريتين بشأن الافتتاح المنطقة التي سيتم تنفيذها في سلامات بونجا، (ج) الاختلافات في مصالح القريتين، (ج) ظهور طرف ثالث. (2) فيما يتعلق بعملية الصراع، فقد أصبح من التقاليد لدى مجتمج أدونارا تحديد الحقيقة عن طريق حرب التاندين أو "قتال الدم". يعتقد أهل أدونارا أن هذا الحرب هو للبحث عن الحقيقة، حيث أن الضحايا الذين ماتوا أكثر هم الذين ارتكبوا الأخطاء. لقد استمرت هذا الحرب لأجيال وأصبحت تقليدًا لمجتمج أدونارا حتى يومنا هذا.وكانت هذه الحرب حربا مخططة. بدءاً من المناقشات مع الزعماء التقليديين، والتاريخ، والأقسام التقليدية، وأخيراً المبارزة. كان مجتمج أدونارا خائفًا من أداء القسم التقليدي، لذلك اختاروا القتال بين القرى. ووفقًا للباحث، يجب أن تكون الحكومات الإقليمية قادرة على وضع لوائح إقليمية تناقش القسم العرفي حتى لا يشارك الناس في الحرب. (3) الآثار الإيجابية والسلبية للصراع على المجتمع. التأثير الإيجابي للصراع هو حيث يزداد التعاون داخل مجتمع القرية. أما التأثيرات السلبية التي يشعر بها المجتمع فهي (أ) تغيرات في شخصية الأفراد مثل ظهور مشاعر الانتقام والكراهية والشكوك، (ب) تدمير الممتلكات والإصابات، (ج) التكيف والهيمنة. وهزيمة الحزب. (4) الإدارة التي تقوم بها الحكومة تتبع نهجًا عائليًا، وتتفاوض، وتنشئ مجموعات من المزارعين تشمل القريتين حتى يصبح التعاون بين القريتين أفضل.

Item Type: Thesis (Doktoral)
Uncontrolled Keywords: Konflik Sosial; Agama; Budaya; Adat Social Conflict; Religion; Culture; Customs لصراع الاجتماعي، الدين، الثقافة ، العادة
Subjects: Social Process
Social Process > Conflict Social
Divisions: Pascasarjana Program Doktor > Program Studi, Studi Agama Agama > Konsentrasi Agama dan Budaya
Depositing User: Taufik Kurahman Rasyid Mukin
Date Deposited: 01 Nov 2024 09:16
Last Modified: 01 Nov 2024 09:16
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/101098

Actions (login required)

View Item View Item