Representasi perjuangan dalam foto cerita seperempat abad mencari keadilan: Analisis terhadap foto cerita pada Kompas.id

Winda, Muhammad Ijlal Putra (2025) Representasi perjuangan dalam foto cerita seperempat abad mencari keadilan: Analisis terhadap foto cerita pada Kompas.id. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (1_cover) COver_Muhammad Ijlal Putra Winda_1214050109.pdf Download (223kB) | Preview
Preview	Text (2_abstrak) AbstrakMuhammad Ijlal Putra Winda_1214050109-2-3.pdf Download (271kB) | Preview
Preview	Text (3_skbebasplagiarism) Bebas Plagiarism.pdf Download (112kB) | Preview
Preview	Text (4_daftarisi) Daftar isi.pdf Download (299kB) | Preview
Preview	Text (5_bab1) Bab 1.pdf Download (329kB) | Preview
	Text (6_bab2) Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (423kB) | Request a copy
	Text (7_bab3) Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy
	Text (8_bab 4) Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (256kB) | Request a copy
	Text (9_dafpus) Dafpus.pdf Restricted to Registered users only Download (224kB) | Request a copy
	Text (10_lampiran) Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (932kB) | Request a copy

Abstract

INDONESIA: Fotografi jurnalistik memiliki peran strategis dalam membentuk persepsi publik terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan, terutama dalam mengangkat kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang kerap disisihkan dari narasi dominan. Melalui kemampuan visualnya, fotografi tidak hanya merekam peristiwa, tetapi juga membangun narasi dan makna yang dapat memperkuat ingatan kolektif serta menggugah kesadaran publik. Dalam konteks ini, karya Seperempat Abad Mencari Keadilan oleh Fakhri Fadhlurrohman menjadi objek kajian yang relevan karena merekam potret keluarga korban penghilangan paksa 1998, khususnya para ibu yang selama puluhan tahun konsisten memperjuangkan keadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna visual dalam karya tersebut dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes, yang menganalisis tanda melalui tiga tingkat: denotasi, konotasi, dan mitos. Melalui pendekatan ini, penelitian tidak hanya membedah arti harfiah dari gambar, tetapi juga menggali lapisan-lapisan makna yang lebih dalam yang dibentuk oleh konteks sosial, budaya, dan ideologis. Fokus utama dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana visualisasi dalam karya tersebut merepresentasikan perjuangan para korban maupun keluarga korban. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik analisis semiotik terhadap elemen-elemen visual dalam foto, seperti ekspresi wajah, gestur tubuh, objek simbolik (misalnya foto korban, payung hitam, lilin), dan konteks ruang seperti lokasi aksi Kamisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat denotatif, foto-foto menampilkan momen-momen nyata seperti aksi diam, pengangkatan foto korban, serta penggunaan simbol-simbol yang telah menjadi ikon perlawanan. Pada tataran konotatif, foto-foto tersebut membangkitkan emosi kesedihan, kerinduan, serta keteguhan hati para ibu yang terus menolak diam di tengah ketidakpastian. Sementara pada level mitos, citra-citra dalam karya ini menggugat narasi negara yang cenderung mengaburkan tragedi masa lalu, dan justru mengangkat perlawanan sebagai bentuk penguatan identitas kolektif dan ingatan sejarah. ENGLISH: Journalistic photography plays a strategic role in shaping public perception of social and humanitarian issues, particularly in highlighting cases of human rights violations that are often marginalized from dominant narratives. Through its visual capabilities, photography not only records events but also constructs narratives and meanings that can strengthen collective memory and awaken public consciousness. In this context, the work Seperempat Abad Mencari Keadilan (A Quarter Century in Search of Justice) by Fakhri Fadhlurrohman is a relevant object of study because it captures portraits of the families of victims of forced disappearances in 1998, particularly the mothers who have consistently fought for justice for decades. This research aims to uncover the visual meaning in the work using Roland Barthes' semiotic approach, which analyzes signs through three levels: denotation, connotation, and myth. Through this approach, the study not only dissects the literal meaning of the images but also explores deeper layers of meaning shaped by social, cultural, and ideological contexts. The main focus of this study is to analyze how the visualizations in the work represent the struggles of the victims and their families. The research method used was descriptive qualitative with semiotic analysis techniques on visual elements in the photos, such as facial expressions, body gestures, symbolic objects (e.g., photos of victims, black umbrellas, candles), and spatial contexts such as the location of the Kamisan action. The results of the study show that at the denotative level, the photographs depict real moments such as silent protests, the raising of photographs of victims, and the use of symbols that have become icons of resistance. At the connotative level, these photographs evoke emotions of sadness, longing, and the determination of mothers who continue to refuse to remain silent amid uncertainty. At the mythical level, the images in this work challenge the state's narrative, which tends to obscure past tragedies, and instead elevate resistance as a form of strengthening collective identity and historical memory.

Actions (login required)

View Item