Flexing dimedia sosial tiktok dalam tinjauan Etika dan Semiotik Roland Barthes

Al munawarah, Nurul Zahra (2025) Flexing dimedia sosial tiktok dalam tinjauan Etika dan Semiotik Roland Barthes. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
Cover.pdf

Download (57kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (97kB) | Preview
[img]
Preview
Text (KETERANGAN BEBAS PLAGIARISM)
KETERANGAN BEBAS PLAGIARISM.pdf

Download (265kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (146kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
BAB I.pdf

Download (158kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (314kB)
[img] Text (BAB III)
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (133kB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
[img] Text (BAB V)
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (59kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (250kB)

Abstract

Fenomena flexing, atau tindakan memperlihatkan kekayaan dan gaya hidup glamor, telah menjadi hal yang sering ditemui di media sosial, terutama di TikTok. Flexingsering kali berfungsi sebagai cara untuk mengekspresikan diri dengan menunjukkan pencapaian dan status sosial kepada orang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena flexing di TikTok dari sudut pandang etika Islam, dengan menerapkan pendekatan semiotik Roland Barthes sebagai metode untuk menginterpretasikan makna dari simbol visual yang ada dalam konten tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan analisis konten dan semiotik. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan dokumentasi video TikTok yang memiliki elemen flexing. Analisis dilakukan dengan memahami makna denotatif, konotatif, dan mitologis yang terkandung dalam tanda-tanda visual pada konten flexing, serta dinilai berdasarkan prinsipal etika Islam seperti larangan untuk menunjukkan kesombongan (riya’), keangkuhan (takabbur), dan pemborosan (tabdzir). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konten flexing di TikTok tidak hanya menyampaikan gambar tentang kemewahan, tetapi juga membentuk pandangan sosial tentang ukuran kesuksesan yang berfokus pada kekayaan materi. Dari sudut pandang semiotik Roland Barthes, flexing menciptakan narasi baru di dunia digital bahwa kebahagiaan dan keberhasilan ditentukan oleh kepemilikan harta. Di sisi lain, berdasarkan perspektif etika Islam, perilaku ini tidak sejalan dengan nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan perhatian terhadap masyarakat.Penelitian ini menekankan perlunya pemahaman mengenai etika digital yang berlandaskan nilai-nilai Islam, serta pentingnya kesadaran kritis dalam menciptakan dan mengonsumsi konten media sosial agar tidak terjebak dalam budaya pamer yang bersifat konsumtif dan hedonis.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Flexing, Tiktok, Etika, Semiotik Roland Barthes
Subjects: Ethics, Moral Philosophy
Philosopy and Theory
Philosopy and Theory > Semiotics
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Filsafat Agama
Depositing User: nurul zahra almunawarah
Date Deposited: 26 Sep 2025 01:41
Last Modified: 26 Sep 2025 01:41
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/122084

Actions (login required)

View Item View Item