Polemik penayangan film Saijah & Adinda di Indonesia (1976-1987)

Alghifari, Muhammad Key (2022) Polemik penayangan film Saijah & Adinda di Indonesia (1976-1987). Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (642kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (376kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (323kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (951kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (473kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (494kB) | Request a copy

Abstract

Indonesia merupakan negara berkepulauan yang didalamnya terdapat berbagai suku, agama, kebudayaan hingga adat istiadat disetiap daerahnya. Dengan banyaknya beraneka ragam di Indonesia menjadi hal yang lumrah untuk berbeda pendapat dalam berbagai aspek, termasuk dalam tafsiran film ini yang menjadikan polemik di Indonesia pada tahun 1977. Kenapa bisa menjadi polemik ini dikarenakan terjadinya pertentangan antara pihak yang setuju (pro) dan pihak yang tidak setuju (kontra) sehingga bisa disebut polemik. Polemik ini terjadi karena adanya kekawatiran para Badan Sensor Film (BSF) salah satunya Muhammad Salim Said beranggapan “Film itu menghina bangsa Indonesia” dan juga beranggapan “Kalau film itu untuk ditonton oleh sejumlah kecil kaum pelajar, barang kali tidak menjadi soal. Tapi bagi masyarakat banyak film itu bisa membangkitkan permusuhan kepada Belanda”. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatkan batasan-batasan penelitian dengan membuat rumusan maslaah.Bagaimana polemik yang terjadi tentang penayangan film Saija & Adinda di Indonesia dan juga apa akar permasalahan polemik penayangan film Saija & Adinda. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah ini diantaranya heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Sejarah dari Arnold J. Toynbee (1889-1975) dengan teorinya yaitu Challenge and Response (tantangan dan jawaban). Polemik penayangan film Saijah dan Adinda di Indonesia ini banyak bergelut pada penafsiran film itu sendiri, dari beda penafsiran film tersebut menjadikan polemik diantara para penjabat sampai cendikiawan di Indonesia dan juga menyeret sutradara asal Belanda Fons Rademaker untuk kedalam polemik ini. Perpolemikan ini berawal dari perbedaan versi novel di Indonesia dengan novel di Belanda tersebut, perbedaan tersebut yang menjadikan pertengkaran diantara sutradara Indonesia dengan Belanda, setelah polemik dengan dua sutradara dengan dua negara tersebut polemik ini berlanjut pihak produksi film terhambat dengan tidak diperbolehkannya tayang di bioskop Indonesia oleh Badan Sensor Film. Untuk mendapatkan izin penayangan film di Indonesia membutuhkan waktu kurang lebih 12 tahun dari 1976 sudah tayang di Belanda sampai tayang di Indonesia tahun 1987. Walaupun polemik ini tidak selesai di situ saja akan tetapi berlanjut pada pemaknaan film Saijah& Adinda ini, disamping itu dengan jangka waktu tidak sedikit Indonesia bisa mentoleransi dari perbedaan pendapat yang dikarenakan terbuknya Sejarah Lebak sendiri yang digambarkan dalam film tersebut.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Max Havelaar; Polemik; Film Saijah & Adinda
Subjects: Public Performances > Movie Actor and Actress
History, Events
History of Southeast Asia > History of Indonesia
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Muhammad Key Alghifari
Date Deposited: 08 Apr 2022 03:34
Last Modified: 08 Apr 2022 03:34
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/50103

Actions (login required)

View Item View Item